Polisi Tangkap 15 Orang Sindikat Sabu Jaringan Aceh, 2 Diantaranya Perempuan

Polisi Tangkap 15 Orang Sindikat Sabu Jaringan Aceh, 2 Diantaranya Perempuan

TerasJatim.com, Surabaya – Sindikat peredaran narkotika jenis sabu jaringan asal Aceh dibongkar Tim Anti Bandit Polsek Karangpilang Surabaya. Sebanyak 15 tersangka yang terlibat dalam peredaran narkotika di Surabaya, Gresik dan Bangkalan berhasil dibekuk.

Kapolsek Karangpilang Kompol Noerijanto menjelaskan, terbongkarnya jaringan Aceh ini bermula saat polisi menangkap 4 tersangka di kawasan Banyuurip Wetan Surabaya. Mereka adalah AS, warga Banyu Urip Wetan, SGP dan MAS, keduanya warga Driyorejo Gresik dan HTP, warga Kalidami Surabaya.

Saat diinterogasi, tersangka AS yang awalnya bungkam kemudian mengaku siapa saja nama-nama yang ikut terlibat mengedarkan serbuk kristal itu. “Dari kejelian anggota, Alhamdulillah kami bisa mengungkap tersangka lainnya,” ujar Noerijanto, Kamis (14/12).

Pasca penangkapan 4 tersangka, petugas kemudian mengembangkan penyelidikan dan berhasil menangkap 2 tersangka lagi, yakni CAT, warga Karangan Wiyung Surabaya dan AS, warga Petemon Surabaya.

Setelah dikembangkan lagi, petugas kemudian menangkap sejumlah tersangka lainnya, yakni MK, FKR dan RS, ketiganya warga Banyu Urip Kidul Surabaya.

Polisi tak cepat puas dan terus mengembangkan kasus ini. Hingga akhirnya petugas menangkap 4 tersangka lagi, yakni AG, warga Katetang Kwanyar, Bangkalan; AS, warga Janteh Kwanyar, Bangkalan, YNH, wanita warga Pacar Keling Surabaya dan wanita berinisial ES, warga Tanah Merah Bangkalan.

“Total tersangka dari jaringan Aceh ini sebanya 15 orang, berikut barang bukti sabu sekitar 4 ons senilai Rp700 juta,” jelas Noerijanto.

Menurut pria yang pernah menjabat Kapolsek Tegalsari ini, anggota jaringan ini termasuk bandar dan pemasok barang haram ini masih belum tertangkap dan kini masih dalam pengembangan. “Tim terus bekerja untuk mendeteksi bandar dan pemasok SS-nya,” jelasnya.

Polisi juga menelusuri peran dan keterlibatan 2 perempuan dalam sindikat ini, yakni ES dan YNH. “Kami terus menelusuri keterlibatan kedua perempuan ini,” katanya.

Noerijanto menambahkan, pengungkapan kasus ini membutuhkan kesabaran dan menyita waktu, karena mata rantainya yang cukup panjang, termasuk saat menggeledah rumah AS.

Tersangka AS ini merupakan orang pertama yang berhubungan secara langsung dengan bandar besar berinisial RC yang saat ini masih dikejar. “Dari penangkapan AS ini, akhirnya berkembang kemana-mana. Makanya kami ingin menguak jaringannya ke atas,” tandasnya. (Ah/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim