Pencabutan SK Pembekuan PSSI, Langsung Dicabut Apa Baru Dikaji ?

Pencabutan SK Pembekuan PSSI, Langsung Dicabut Apa Baru Dikaji ?

TerasJatim.com – Kisruh sepak bola nasional antara PSSI dengan Kemenpora yang berujung jatuhnya sanksi dari FIFA telah berlangsung hampir 11 bulan.

Selama itu pula konflik yang membuat kompetisi Liga Indonesia mati dan tidak jelas kapan diputar lagi.

Kali ini, sepertinya gonjang-ganjing tersebut akan menyasar pada konfrontasi ke wilayah baru.

Awalnya, setelah diterima dan bertemu Presiden, Ketua Komite Ad Hoc Agum Gumelar menyatakan kepada awak pers, bahwa PSSI akan diaktifkan lagi.

Pernyataan itu merujuk hasil simpulan rapat antara Presiden, Wapres, Menpora, Agum di Istana Kepresidenan beberapa hari lalu.

Namun, pemerintah dalam hal ini Seskab Pramono Anung dan Menpora Imam Nahrawi membantahnya. Mereka menuding pernyataan bahwa PSSI segera dihidupkan lagi adalah tidak benar.

Menurut mereka, Pemerintah baru sebatas akan mengkaji plus minusnya jika PSSI dihidupkan kembali dengan mencabut SK Pembekuan Kepengurusan PSSI.

Pemerintah berdalih, bahwa ada 4 syarat yang harus dipenuhi sebelum pembekuan dicabut. Dan keputusan itu semua masih menunggu keputusan Presiden.

Seskab Pramono Anung juga menegaskan, bahwa pemerintah telah menyatakan akan mempertimbangkan dan mengkaji (bukan langsung mencabut) sanksi pembekuan terhadap PSSI.  Pram, sapaan Pramono Anung juga menyatakan, bahwa keputusan apakah mencabut pembekuan PSSI ataupun tidak, itu bukan wewenang Presiden Jokowi, melainkan Menteri Pemuda dan Olahraga. Artinya, soal PSSI merupakan domain Kementrian secara teknis.

Hal serupa juga disampaikan Menpora Imam Nahrawi, bahwa pihaknya kurang dari 24 jam sejak pertemuan tersebut, Kemenpora sudah memberikan bahan kajian yang disampaikan kepada Presiden.

Merasa dirinya dianggap “berbohong”, kontan Agum yang pensiunan jenderal ini meradang. Dengan sigap Agum Gumelar memberikan penjelasan secara detail terkait pertemuannya dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Menpora Imam Nahrawi di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu lalu (24/02) kepada wartawan di kediamannya Kamis malam kemarin (25/02).

Agum mengungkapkan, pada pertemuan tersebut wapres melaporkan kepada presiden mengenai perkembangan sepakbola di Indonesia yang saat ini masih di hukum FIFA. Selain itu, terkait kompetisi sepakbola di tanah air yang tak jalan.

Selain wapres, Agum juga mendapatkan kesempatan melaporkan hasil pertemuan dengan EXCO FIFA di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu kepada Jokowi.

Dalam peremuan tersebut, disampaikan pula keinginan Wapres Jusuf Kalla supaya PSSI diaktifkan kembali dan kompetisi bisa bergulir. Lalu, presiden memutuskan pembekuan dicabut supaya PSSI bisa aktif kembali dan kompetisi bisa berjalan.

Kini, bisa jadi publik bola di tanah air sedang menanti apa yang akan diputuskan oleh pemerintah dalam masalah PSSI ini. Sebab jauh-jauh hari, Pemerintah dalam hal ini Kemenpora sudah memberikan signal, bahwa PSSI harus direformasi.

Ketika ada wacana status pembekuan PSSI akan dicabut, kabarnya Kemenpora mensyaratkan beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengurus PSSI, yang kemungkinan besar salah satunya adalah PSSI segera menggelar KLB.

Namun hal ini, tentu saja tidak serta merta diterima begitu saja oleh PSSI. Bahkan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang sedang berada di Zurich, Swiss merespons desakan Kongres Luar Biasa (KLB). Menurut La Nyalla, persoalan KLB bukan urusan pengurus PSSI, melainkan anggota sebagai pemilik suara.

La Nyalla berpendapat, dalam statuta PSSI sudah jelas jika KLB bisa digelar atas permintaan 2/3 dari 107 pemilik suara. Atau 50%+1 dari 700 anggota PSSI. Jadi pada intinya, jika pemerintah mau mencabut SK pembekuan PSSI, adalah tanpa syarat,

Namun, dengan fenomena banyaknya ajang sepakbola yang dihelat, walau induk cabang olahraga tersebut (PSSI) dibekukan pemerintah, malahan mendapat apresiasi positif dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

BOPI menilai hal ini menjadi bukti bahwa pembekuan PSSI dan sanksi FIFA, tak serta merta membuat sepakbola Indonesia mati suri. “Dulu, banyak yang beranggapan dengan pembekuan PSSI, sepakbola Indonesia akan mati. Pemain-pemain Indonesia tidak bisa tampil di luar negeri. Kita juga tak boleh mendatangkan pemain asing di kompetisi domestik. Tapi, faktanya semua itu tak terjadi, dan tidak ada masalah toh ?”, ujar Sekretaris Jenderal BOPI, Heru Nugroho.

Nah lho…

(Redaksi TJ diolah dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim