Pembagian Sertipikat PTSL Kadungrejo Bojonegoro Molor, Warga Persoalkan Biaya
TerasJatim.com, Bojonegoro – Pembagian sertipikat tanah program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa Kadungrejo, Baureno, Bojonegoro, Jatim, berlangsung molor sekira 2 jam dari agenda yang telah dijadwalkan oleh panitia.
Pasalnya, pihak penyelenggara menantikan Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto, yang memastikan hadir dalam kegiatan tersebut. Acara yang sedianya dijadwal mulai pukul 09.00 pagi, molor hingga pukul 11 lebih, tepatnya jelang waktu Dzuhur, pada Selasa (16/01/2024).
Kendati demikian, antusiasme warga untuk mendapatkan sertipikat tanah tak membuat mereka bergeming dari posisi duduknya walaupun dari gestur rata-rata mereka nampak bosan dan ada beberapa mengaku kelaparan karena datang di lokasi acara tanpa mengisi perut dahulu.
“Ya, pekerjaan yang paling gak enak ya menunggu, tapi mau gimana lagi, Pak Bupati kan ada acara di lokasi lain lebih dulu,” ujar salah satu emak-emak yang keluar lokasi pendapa balai desa untuk beli pentol cilog sebaagai pengganjal perut karena tidak sempat sarapan.
Tak kalah sumpyoh atas molornya kegiatan tersebut adalah Khozin, yang didapuk sebagai Ketua Panitia PTSL Desa Kadungrejo. Namun begitu, dirinya tetap berupaya menenangkan warga agar memahami situasi.
“Yang pasti Pak Pj Bupati tetap hadir di acara ini. Informasi dari Pak Camat, beliau sudah perjalanan ke sini selepas acara di daerah Malo atau mana gitu,” papar Khozin, yang sejatinya tak bisa menutupi rasa cemas menghadapi kegelisahan para warga.
Benar saja, saat Pj Bupati datang di lokasi, acara langsung dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang berbarengan dengan adzan Dzuhur berkumandang dari masjid desa, sehingga kegiatan dihentikan sejenak untuk mendengarkan adzan bersama.
Tak pelak, beberapa warga pun tampak beringsut untuk menunaikan Dzuhur. Maklum daerah tersebut memang dikenal sebagai masyarakat religius sehingga istiqomah sholat berjamaah.
Di sisi lain, kegiatan seremonial terus berlangsung. Usai adzan berkumandang, semua peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan sambutan dari para petinggi pemerintahan.
Kepala Desa setempat, Slamet Riyanto, menyampaikan beberapa hal terkait proses PTSL. Dia mengapresiasi semua elemen desa termasuk kinerja panitia yang dianggap telah sukses, meski sejatinya tak bisa dipungkiri bahwa masih ada hal yang ditutup-tutupi.
Sementara itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Andreas Rochyadi, dalam sambutannya menyebut, PTSL di Desa Kadungrejo merupakan pamungkas di akhir Tahun 2023.
“Totalnya PTSL di Desa Kadungrejo ini 3.100 bidang tanah yang didaftarkan melalui PTSL. Dari total jumlah itu termasuk Tanah Kas Desa (eks, bengkok) juga disertipikatkan. Ini program PTSL penutup tahun 2023,” ungkap Andreas.
Sementara, di tempat yang sama, Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto, mengingatkan kepada para penerima sertipikat tanaah agar menyimpan dan menjaga dokumen berharga itu secara baik.
“Jangan sembarangan, karena ini merupakan dokumen yang sangat penting dan berharga. Jangan gampang diperlihatkan pada pihak lain yang tidak terpercaya karena bisa disalahgunakan. Sebaiknya disimpan secara aman dan dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tukas Adriyanto, sebelum kemudian mengakhiri sambutan dan bersiap meninjau Desa Kalisari, Baureno.
Di pihak lain di lokasi yang sama, salah satu warga menceritakan bagaimana ia dan beberapa pemohon lain merasakan ketimpangan dalam proses PTSL Desa Kadingrejo ini. Musababnya, soal biaya pendaftaran yang tinggi meskipun di atas kertas dikatakan gratis. Pun ada beda biaya lebih tinggi untuk pemilik tanah dari warga luar desa.
“Empuk kabeh sambutane. Lha ya, katanya gratis kok dikenai biaya Rp.500 ribu, untuk luar desa Rp.700 ribu kok mbingungno wong asline. Terus masih ada tarikan (pungutan, _red) untuk sampul sertipikat Rp.50 ribu. E yo mboh awak dewe iki wong cilik yo ngempet wae,” sebut pria berkumis yang mengaku asli kelahiran desa setempat. (Saiq/Red/TJ)
