Pegiat Silat Bojonegoro Sayangkan Pernyataan Menteri Jonan

Pegiat Silat Bojonegoro Sayangkan Pernyataan Menteri Jonan

TerasJatim.com, Bojonegoro – Para pegiat pencak silat di Bojonegoro Jatim, menyayangkan dan menuntut permintaan maaf secara terbuka oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, atas pernyataannya yang dianggap telah melecehkan dunia persilatan.

Tuntutan itu bermula atas pernyataan Jonan saat memberi arahan kepada para pejabat eselon I, II dan III lingkup Ditjen Minerba, Ditjen Ketenagalistrikan dan Ditjen Energi Baru Terbarukan pada Selasa (17/07) lalu, yang dimuat dalam website resmi Kementerian ESDM dengan judul “Menteri Jonan: Pemimpin itu Jangan Seperti Guru Silat”.

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/menteri-jonan-pemimpin-itu-jangan-seperti-guru-silat .

Celakanya, dalam berita itu secara vulgar Jonan mengatakan bahwa para guru silat seolah-olah merupakan pribadi yang tidak ksatria, dengan menyebut para guru silat tidak pernah memberikan seluruh ilmu kepada murid karena takut dikalahkan oleh sang murid.

“Pernyataan Menteri ESDM itu sangat tidak berdasar dan mendiskreditkan pencak silat sebagai budaya bangsa. Justru seorang Guru Silat sangat berharap para muridnya bisa melebihi gurunya gurunya,” ujar Ketua Cabang Organisasi Silat PSHW di Bojonegoro, Minggu (23/07).

Sekretaris IPSI Bojonegoro ini sangat menyayangkan pandangan miring Jonan terhadap bela diri asli bangsa Indonesia dengan menyebut guru pencak silat tidak terbuka soal keilmuan dengan mengatakan: “jika seorang pemimpin seperti guru silat dapat menciderai amanat rakyat,  dan pemimpin itu harus memberikan semua ilmunya”.

Senada, Ketua Organisasi Silat PSHT sekaligus Ketua IPSI Bojonegoro Wahyu Subakdiono, bahkan menganggap pernyataan Menteri Jonan itu adalah bentuk pelecehan terhadap semua perguruan silat sebagai pelestari budaya bangsa dan penggerak perjuangan kemerdekaan tempo dulu.

“Berarti Jonan si Menteri ESDM itu tidak memahami filosofi pencak silat sebagai warisan luhur budaya bangsa. Bisa jadi, ia mengenal pencak silat hanya dari bacaan komik, atau mungkin dari konon katanya,” tukas pendekar senior yang akrab disapa Mas Wahyu itu.

Mas Wahyu mengungkapkan, tak ada satupun guru/perguruan silat di Indonesia yang menyembunyikan ilmu dari muridnya karena takut dikalahkan oleh murid seperti dituduhkan Jonan.

“Tidak ada satupun paguron silat yang tidak mengajarkan semua jurus atau ilmu semisal meatinya 10 jurus hanya diberikan 9 jurus kepada muridnya seperti yang dituduhkan menteri ESDM tersebut,” pungkasnya.

Meski judul dan konten berita di web resmi ESDM itu telah dirubah, namun para pesilat tetap menuntut permintaan maaf secara terbuka dari Menteri ESDM karena dengan sengaja atau tidak, pernyataannya itu telah merendahkan nilai-nilai luhur budaya bangsa. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim