Peduli Nasib Bojonegoro, ‘Komunitas Sor Keres’ Gelar Diskusi dengan Sederet Tokoh Nasional

Peduli Nasib Bojonegoro, ‘Komunitas Sor Keres’ Gelar Diskusi dengan Sederet Tokoh Nasional

TerasJatim.com, Bojonegoro – Komunitas masyarakat sipil Bojonegoro Jatim, yang tergabung dalam Kajian Sor Keres (KSK) atau kajian di bawah pohon kersen, menggelar diskusi nasib Bojonegoro ke depan dengan nara sumber sejumlah tokoh nasional asli kelahiran telatah Angling Dharma, pada Selasa (27/09/2022).

Jika sebelumnya KSK berdiskusi rutin setiap hari Selasa di bawah pohon kersen sambil ngopi di warung sederhana di kawasan Jalan Suharso Kota Bojonegoro, kini komunitas tersebut menggelar ‘Rembuk Bojonegoro’ di sebuah hotel papan atas yang ada di kabupaten kaya raya hasil migas tersebut

Tak tanggung-tanggung, sederet nama kelas atas sebagai narasumber hadir. Mereka antara lain, Prof. Dr. M Syamsul Huda dari UIN Surabaya, Dr. Teguh Haryono, ST, MBA, Eng, ACPE,i Staf Khusus Menteri Pertahanan RI.

Hadir pula Prof. Dr. Muslih dari UIN Yogyakarta, Prof. Widodo, Ssi PhD, Rektor Universitas Brawijaya, Dr. Ir. Jupriyanto, ST, MT, CIQaR, IPU, ASEAN Eng, Dosen Universitas Pertahanan, dan Ismail Fahmi, Ph.D founder Drone Emprit Academic.

Rembuk Bojonegoro dengan tema “Bojonegoro Masa Depan, Realita, dan Harapan’ itu membahas seputar ekonomi, pendidikan, budaya, pembangunan, hingga kebijakan pemerintah setempat.

Ada hal menarik, saat Wabup Bojonegoro Budi Irawanto, memberikan sambutan sekaligus membuka diskusi tersebut. Mas Wawan, demikian sapaan akrabnya, secara terang-terangan mengaku bahwa dirinya hadir dalam forum itu bukan atas perintah atau disposisi (dari Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah).

“Saya datang ini diundang pribadi, bukan atas perintah atau disposisii. Namun begitu mewakili Pemerintah Bojonegoro saya mengucapkan terima kasih kepada panitia dan para nara sumber hebat yang asli Bojonegoro yang peduli tanah kelahiran,” ungkapnya

Lebih lanjut, Wawan mengaku berani mewakili Pemkab Bojonegoro menyampaikan apresiasi terselenggaranya acara demi kebaikan Bojonegoro ke depan, lantaran hingga saat ini dirinya masih memiliki SK sebagai Wabup Bojonegoro.

“Aku wani ngomong terima kasih mewakili pemerintah, soale aku isih nduwe SK. Dan SK saya sampai saat ini masih berlaku (sebagai wakil bupati),” kelakarnya yang disambut tawa riuh ratusan hadirin, karena semua tahu keretakan hubungannya dengan bupati.

Sementara itu, Prof. Dr. M Syamsul Huda, yang asli kelahiran Desa Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, pada paparannya menyebut, sesuai data yang dia peroleh bahwa Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup besar.

Namun demikian, Rektor UIN Surabaya ini menyayangkan karena Bojonegoro belum memiliki keseimbangan dalam memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Sangat ironiis, sebab dengan APBD senilai 7,03 triliun, data kemiskinan di sini ternyata masih mencapai 13 persen,” tukas dia.

Senada, Dr. Teguh Haryono juga mengungkapkan, bahwa pentingnya memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber pendapatan daerah agar generasi penerus tidak mengalami keterpurukan dalam dunia pendidikan demi membangun SDM

“Pendidikan harus diprioritaskan. Sebab di saat penghasilan minyak menurun, bagaimana kondisi Kabupaten Bojonegoro ini supaya tidak mengalami penurunan lagi. Sehingga sangat dibutuhkan pembangunan SDM,” papar staf khusus Menhan asal Bojonegoro itu serius.

Sekadar diketahui, rembug Bojonegoro yang digelar oleh KSK dengan menghadirkan para nara sumber kelas atas itu diikuti ratusan peserta, yang terdiri dari tokoh masyarakat, akademisi, serta perwakilan mahasiswa yang peduli dengan nasib Bojonegoro dengan APBD menjulang yang oleh sejumlah kalangan disebut terindikasi salah kelola. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim