Pecah Kongsi

Pecah Kongsi
ilustrasi

TerasJatim.com – Sebenarnya, saya ingin menghindari tulisan yang nyerempet-nyerempet tentang eksistensi sebuah partai politik. Selain saya kurang menyukai, kalau boleh memilih dan ada yang lain, saya ingin menulis tentang hal-hal lain yang lebih adem untuk dibaca.

Namun, gak tahu kenapa, tiba-tiba saja saya jadi “gatal” untuk sedikit urun dan belajar mengulas tentang banyaknya parpol yang eker-ekeran dan pecah kongsi, yang beberapa hari belakangan ini menyita perhatian publik serta menjadi trending topic di beberapa media.

Gonjang-ganjing konflik di internal partai politik, akhir-akhir ini banyak menghiasi halaman muka berbagai media di tanah air. Pecahnya konflik internal seperti yang dialami Partai Golkar, PPP dan kini sepertinya juga PKS, bisa jadi hal ini akan menjauhkan simpati publik terhadap sebuah partai politik.

Selain itu, dengan banyaknya konflik internal di tubuh sebuah partai politik, hal ini menunjukkan kegagalan pimpinan, pengurus dan elit parpol dalam menjalankan fungsinya sebagai komandan dan pengatur sebuah konflik. Bahkan karena kekuasaan-lah, sebagian besar mata publik memandang unsur pemimpin dan elit parpol-lah yang selama ini dianggap sebagai penyulut konflik itu sendiri.

Konflik yang dialami oleh beberapa partai politik tersebut, setidaknya menghasilkan beberapa dampak buruk yang mempengaruhi gerak langkah parpol itu sendiri. Bahkan dengan adanya kasus dualisme kepengurusan parpol, saling serang dan ancam sesama kader parpol yang mengemuka di mata publik, hal ini akan semakin mempersulit jalannya demokrasi yang sehat yang dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat luas. Hal ini akan semakin memperdalam jurang pemisah kecintaan rakyat terhadap sebuah partai politik.

Selain itu, dengan suguhan-suguhan yang tidak mendidik dari sebagian elit parpol, justru berakibat memperdalam hilangnya kepercayaan publik terhadap parpol.

Seharusnya setiap elemen parpol menyadari, bahwa perilaku sebuah partai politik akan menjadi sebuah konsekuensi yang harus ditanggung terhadap persepsi masyarakat. Tindakan buruk yang tercermin dari gerak langkah parpol ini, akan semakin memperburuk citra publik terhadap parpol. Tingkat kepercayaan publik terhadap parpol ataupun elite parpol akan hilang dengan sendirinya. Hal ini seharusnya dipahami sebagai sebuah kerugian bagi parpol itu sendiri.

Sebagai sebuah organisasi yang memiliki aturan dan tujuan formal yang jelas termasuk AD-ART yang tertulis rapi, setiap partai politik seharusnya dapat terlihat melembaga dengan baik. Pelembagaan parpol yang baik dan sehat, merupakan syarat utama agar roda parpol tersebut bisa berjalan stabil dan sesuai dengan cita-cita dan tujuan politik yang sesungguhnya.

pecah kongsi

Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita, untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Secara umum, parpol adalah suatu organisasi yang disusun secara rapi dan stabil. Parpol ada dan dibutuhkan dalam sebuah demokrasi untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan dan mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi mereka.

Dan kita meyakini, bahwa setiap parpol punya ideologi yang baik dan bermutu tinggi, yang pada akhirnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan bangsanya.

Seandainya, setiap pemimpin, pengurus, elit dan simpatisan parpol memahami dan menjalankan kaidah-kaidah parpol yang sebenarnya, alangkah indahnya dunia politik di negeri ini.

Sayangnya, hingga kini masih banyak publik yang menganggap bahwa tujuan berpartai politik hanyalah untuk sebuah kemenangan dan kekuasaan yang hasilnya untuk dinikmati golongan dan kaum partainya sendiri.

Salam Kaji Taufan

(Dari berbagai sumber)

 

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim