PAD Bocor Akibat Parkir Liar, Ini Langkah Wali Kota Surabaya

PAD Bocor Akibat Parkir Liar, Ini Langkah Wali Kota Surabaya
Foto Ig/ bramantio

TerasJatim.com, Surabaya – Retribusi parkir tepi jalan umum menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun nyatanya, yang terjadi di lapangan masih banyak terjadi kebocoran karena parkir liar.

Oleh karenanya, pada tahun 2024 ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk intens melakukan pengawasan. Dia pun meminta pengawasan dimaksimalkan di titik yang terdapat tanda larangan parkir.

“Setiap ada tanda larangan parkir, maka selama jam kerja, plus 5 jam berikutnya, maka harus ada petugas (Dishub) di titik itu,” kata Cak Eri, sapaan akrabnya, beberapa waktu lalu.

Eri mengungkapkan seringnya melihat kendaraan parkir harian di titik yang ada tanda larangan parkir. Menurutnya, hal itu yang menjadi salah satu penyebab kebocoran PAD dari retribusi parkir.

“Ada tanda larangan parkir besar, di sana ada mobil sampai dinoan (harian), terus (PAD) tidak bocor bagaimana. Makanya saya bilang mulai jam 7 pagi sampai 4 sore, lalu shift kedua sampai jam 11 malam (ada petugas), sehingga tidak ada mobil parkir di sana. Itu kerja cerdas untuk meningkatkan PAD,” tegasnya.

Dia menambahkan, pencegahan terhadap kebocoran retribusi parkir bisa dilakukan dengan memanfaatkan digitalisasi. Misalnya, dengan memasang CCTV di setiap restoran untuk mengawasi parkir tepi jalan umum di area tersebut.

“Yang restoran juga begitu. Kalau cerdas lagi, setiap restoran itu dikasih CCTV di jalannya, untuk menghantam (memantau) parkirnya, berapa mobil yang parkir. Jadi ada mobil parkir langsung kebaca CCTV,” tandasnya.

Di sisi lain, Cak Eri juga meminta agar Dishub menyampaikan laporan pendapatan retribusi parkir per hari. Laporan yang disampaikan berupa jumlah retribusi yang diterima dan berapa kekurangan dari target yang belum tercapai. Dengan demikian, diharapkan ada perbaikan untuk mencapai target retribusi parkir pada keesokan harinya.

“Jadi saya minta setiap hari orang yang menjadi nomor satu, harus membuat laporan dimasukan kepada Kepala PD (Perangkat Daerah). Yang dimasukkan dalam laporan itu harus sesuai dengan tupoksinya, jadi kelihatan,” pinta dia.

Eri menegaskan, bahwa Surabaya tidak boleh dimiliki kelompok atau orang-orang tertentu. Sebab, Kota Pahlawan adalah milik rakyat Surabaya. Makanya, ia meminta pada tahun 2024, seluruh pejabat struktural pemkot bekerja maksimal untuk mengubah Surabaya menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

“Saya yakin tahun 2024 kita bisa membangun Surabaya lebih baik lagi. Yang terpenting punya keyakinan, punya ketegasan, tapi tetap memiliki jiwa yang santun dan lembut,” pungkas dia. (Ah/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim