“Menjerat Gus Dur”, Ungkap Cerita Pahit Gus Dur Selama Jadi Presiden

“Menjerat Gus Dur”, Ungkap Cerita Pahit Gus Dur Selama Jadi Presiden

TerasJatim.com, Lamongan – Sosok almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur, menjadi fenomenal, khususnya bagi warga Nahdlatul Ulama (NU).

Sosok Gus Dur itu dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul “Menjerat Gus Dur, yang ditulis oleh salah satu penulis muda, Virdika Rizki Utama, dan sudah dinikmati hingga 2.500 pembaca.

Rizki mengatakan, buku tentang Gus Dur itu dibuat hanya sebagai penyalur hobi menulisnya. Selain itu dirinya juga menilai jika Gus Dur adalah sosok yang unik sebagai pejabat negara dan tokoh ulama, yang diharapkan bisa terus dikenang dan menjadi Pahlawan Nasional.

“Tidak ada motivasi lain. Ini sebagai penyalur hobi saya sebagai penulis. Dari buku saya tentang Gus Dur ini, saya harap nama Gus Dur dapat kembali dikenang dan bisa mengangkatnya sebagai pahlawan Nasional,” jelasnya usai menjadi nara sumber dalam acara bedah buku “Menjerat Gus Dur”, yang digelar Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBH NU) Kabupaten Lamongan, Jumat (24/01/20).

Menurut pria lulusan Universitas Negeri Jakarta itu, sosok Gus Dur ini unik dan bisa jadi tidak masuk akal.

“Pernah dalam wawancara saya menceritakan, tepatnya tanggal 22 Juli, dan waktu itu pada tanggal 23 harus dekrit. Semua pasukan, tank, dan lain-lain sudah siap. Namun saat tanggal 22 sore, dirinya sempat mendapat nasehat dari beberapa orang yang salah satunya Romo Magniz Suzeno,” ujarnya.

“Dalam nasehat itu, Romo Magniz menganjurkan agar Gus Dur lebih baik mundur saja. Tapi pada saat-saat terdesak seperi itu, justru Gus Dur masih bisa melucu dengan menjawab, Romo ini bagaimana, lha wong saya maju saja susah, apalagi mundur,” pungkasnya sambil menirukan ucapan almarhum Gus Dur.

Dalam buku itu, Rizki menyampaikan, agar masyarakat dapat bersikap jernih meskipun dalam ulasannya sedikit menceritakan tentang sejarah pahit yang di alami Gus Dur selama menjadi Presiden.

“Saya selalu mengibaratkan dengan film kartun frozen kedua. Meskipun di situ ada ceritanya pembunuhan, tapi saat terungkap dan mengakui, meskipun pahit ya saling minta maaf dan memaafkan, memang kenyataannya seperti itu. Tapi akhirnya bukan malah menjadi musuh, dan justru menciptakan suasana yang baru,” pungkasnya. (Def/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim