Mengenal Asal-usul Tradisi Sungkeman

Mengenal Asal-usul Tradisi Sungkeman

TerasJatim.com – Pada perayaan Hari Raya Idul Fitri seperti saat ini, salah satu tradisi yang tidak bisa terlewatkan adalah Sungkeman. Meski begitu, tidak semua orang mengetahui asal kata tradisi ini.

Disaring darr berbagai sumber, tradisi sungkeman diyakini sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. \

Mangkunegara I yang merupakan pendiri Kadipaten Mangkunegaran, sebuah kadipaten di Surakarta Jateng tersebut, memperkenalkan tradisi sungkeman saat momen Idul Fitri.

Saat itu, untuk menghemat waktu, usai shalat Ied, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan dengan para punggawa dan prajuritnya secara serentak di balai istana.

Pada pertemuan ini, kemudian diadakanlah tradisi sungkem atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.

Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh sejumlah organisasi Islam. Tradisi ini kemudian disandingkan dengan acara tradisi halalbihalal yang biasa dilakukan oleh lembaga, kelompok, atau keluarga.

Hingga kini, tradisi sungkeman masih melekat kuat pada masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Sungkeman lebaran dimulai dari orang yang lebih muda meminta restu dan memohon maaf pada orang yang lebih tua.

Secara teknis, cara sungkem lebaran dapat digambarkan dengan duduk bersimpuh atau berjongkok sambil mencium tangan orang yang lebih tua. Istilah sungkem sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti sujud atau tanda bakti.

Sungkeman adalah sebuah prosesi adat yang dilakukan oleh seseorang yang biasanya lebih muda kepada orang yang lebih tua. Yaitu dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan ataupun sebagai bentuk permintaan maaf.

Sungkem biasa dilakukan ketika Idul Fitri tiba atau pada saat prosesi pernikahan untuk meminta restu orang tua. Dan itu juga bisa dianggap sebagai wujud ucapan rasa terima kasih.

Dalam acara pernikahan, prosesi sungkeman adalah wujud rasa terima kasih dari anak kepada orang tuanya. Dengan gestur merendah kepada yang lebih tua, sungkeman memiliki makna baik antara lain sebagai bentuk penghormatan.

Sebagai sarana melatih kerendahan hati, sopan santun serta menghilangkan sifat egois. Intinya, makna dari tradisi sungkem lebaran yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan. (Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim