Mengapa Kabar Hoax Cepat Sekali Viral? Ini Alasannya

Mengapa Kabar Hoax Cepat Sekali Viral? Ini Alasannya

TerasJatim.com, Surabaya – Kabar hoax yang bertebaran di media sosial makin hari semakin meresahkan. Pasalnya banyak netizen terpengaruh dengan konten bohong itu.

Ironisnya, berita hoax tersebut ternyata secara terus menerus banyak yang menyebarkannya melalui kronologi status medsosnya.

Alhasil kabar bohong yang terlanjur viral tersebut lantas dianggap sebagai sebuah fakta, padahal pada kenyataan hanyalah kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Seringkali kabar hoax diawali oleh oknum yang sengaja menyebarkannya dan menyebutkan sumbernya dari situs ‘abal-abal’. Situs ini umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan semata melalui iklan yang ditampilkan.

Semakin tersebar kabar bohong ini, justru menjadi keuntungan buat oknum tersebut karena banyak pengunjung yang meng-klik lamannya. Celakanya, netizen yang meyakini kabar itu benar akan memperluas penyebarannya.

Menurut Nukman Luthfie, salah seorang pengamat media sosial, kabar yang bersifat hoax merupakan cerminan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuatau yang biasa dalam kehidupan. Namun adanya media sosial memperburuk keadaan. Kabar hoax justru makin menyebar secara massif.

“Karena yang menyebarkan pada umumnya gak tahu kalau itu memperburuk hoax. Ada juga yang tahu, tapi menyebarkannya dengan tujuan tertentu, itu juga ada,” tuturnya.

Lanjut Nukman, setidaknya ada tiga hal yang mendasari mudahnya kabar hoax menyebar viral. Pertama, netizen tidak paham dalam membedakan kabar yang benar sesuai fakta dengan kabar bohong.

Kedua, netizen cenderung hanya membaca judul sebuah artikel yang dibagikan tanpa mau membaca isinya secara lengkap. Dia lantas ikut membagikan ke status kronologinya.

Dan terakhir, netizen sudah membaca artikel sekilas, namun terlalu terburu-buru untuk menyimpulkannya.

“Dengan tiga hal itu, ditambah dengan situasi panas seperti Pilkada, perang opini, penyebaran hoax meningkat. Muncul juga situs ‘abal-abal’ yang memproduksi berita-berita yang gak tahu kebenarannya,” ujar Nukman.

Oleh sebab itu netizen perlu untuk melakukan pengecekan kebenaran kabar yang didapatkannya di media sosial. Mereka harus menunjukkan kekritisannya dan tidak langsung percaya dengan kabar tersebut apalagi yang terindikasi hoax.

“Paling tidak, selalu kritis. Jangan hanya membaca judul, cek dan ricek kebenarannya, ikuti akun-akun terpercaya dan saring informasi dengan memanfaatkan fitur yang ada di media sosial,” pungkasnya. (Is/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim