Makna Sesat

Makna Sesat

TerasJatim.com – Saya sebetulnya agak lumayan asing dan setengah lupa ketika mendengar nama Gafatar. Namun karena beberapa hari ini sedang heboh dengan Gafatar, saya langsung teringat pengalaman saya terkait dengan nama ormas ini.

Lebih dari setahun lalu saat saya masih mimpin di sebuah stasiun televisi, suatu hari di meja kerja saya ada tumpukan beberapa kertas brosur, proposal dan secarik surat permohonan audiensi dari ormas Gafatar. Karena kesibukan saya, mungkin lumayan lama kertas-kertas tersebut ada di meja kerja saya, tanpa saya sentuh.

Pada suatu ketika, saya “iseng” mencoba membukanya satu demi satu tumpukan kertas yang dikirim Gafatar dengan warna yang didominasi dengan orange tersebut. Saat membuka tabloidnya, seingat saya dulu tidak ada yang perlu saya khawatirkan. Karena di dalamnya, banyak ucapan selamat dan foto-foto dokumentasi pengurus Gafatar dengan tokoh politik dan gambar beberapa pemimpin daerah.

Atas saran seorang reporter, saya diminta untuk mencari tahu terlebih dahulu tentang eksistensi Gafatar yang saat itu bisa dikatakan sebagai ormas pendatang baru.

Beberapa kali saya mencoba mencari tahu tentang Gafatar kepada teman dan relasi saya yang berada di pemerintahan dan instansi yang berkaitan dengan organisasi massa. Hingga akhirnya, saya putuskan untuk tidak membalas permohonan audiensi mereka, dan saya melupakanya begitu saja hingga sekarang.

Kini, nama Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mencuat kembali seiring dengan kasus menghilangnya Dokter Rica Tri Handayani bersama anaknya yang masih balita, Zafran Ali Wicaksono sejak 30 Desember 2015 silam di Yogyakarta.

Dokter Rica disebut-sebut telah direkrut oleh Eko Purnomo dan Veni Orinanda, yang masih saudara sepupu. Dua orang ini merupakan aktivis Gafatar.

Dari berbagai media yang saya baca, sejak dideklarasikan di Jakarta pada 14 Agustus 2011, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pelan tapi pasti telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Kabarnya setiap daerah mereka mempunyai jaringan. Namun tak lama dideklarasikan ternyata pemerintah Indonesia telah mencium adanya sesuatu yang salah dari organisasi ini.

Pemerintah, akhirnya memutuskan bahwa Gafatar adalah organisasi yang terlarang. Pelarangan tersebut diperkuat dengan dikeluarkannya surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 220/3657/D/III/2012 tangga 20 November 2012.

Namun, kabarnya surat larangan tersebut sepertinya tidak menyurutkan niat para pemimpin dan anggota Gafatar untuk memperluas organisasi mereka di Indonesia, sehingga tidak banyak orang yang tahu bahwa Gafatar adalah organisasi terlarang di Indonesia.

Gafatar adalah salah satu organisasi yang paling sering berganti nama. Sebelum menggunakan nama Gafatar, nama yang dipakai adalah Milah Abraham. Organisasi tersebut juga sempat berganti nama menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam (NKSA). Milah Abraham dicap sebagai komunitas ajaran sesat karena mencampuradukkan ajaran Islam, Nasrani, dan Yahudi. Kelompok ini sempat marak di Depok, Jawa Barat, pada 2010.

Terlepas benar tidaknya tuduhan yang dialamatkan pada Gafatar, banyak tokoh agama di negeri ini yang menyebutkan bahwa ormas pergerakan ini menganut paham yang sesat. Karena di dalamnya mengajarkan adanya larangan untuk menunaikan Shalat, dan tidak mengakui Nabi Muhammad SAW, bahkan telah menjurus pada pemurtadan agama.

Buat saya pribadi, ketika pemerintah mengeluarkan sebuah keputusan tentang keberadaan sebuah organisasi dan ajaran tertentu, pasti telah melewati berbagai macam studi dan kajian yang komprehensip.

Tentu, di sinilah arti penting sebuah barrier untuk membentengi aqidah dari aneka godaan, pengaruh akan penyimpangan yang berakibat sesat dan menyesatkan.

Bisa jadi bagi sebagian orang, kata sesat dan menyesatkan bisa menjadi bahan debat yang tak berujung. Namun buat saya, adalah hal yang  sederhana dalam memaknai arti kata sesat.

Sebab, kata guru ngaji saya dulu,  “setiap yang menyimpang dari jalan yang benar, dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar itu adalah kesesatan”.

Salam kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim