Kisah Toru Tokoi, Pria asal Jepang Naik Haji dari Embarkasi Surabaya
TerasJatim.com, Surabaya – Wajahnya yang khas, dan bukan wajah pribumi, membuat jemaah haji asal Desa Dangin Puri Kelod, Denpasar Timur, Bali, ini menjadi pusat perhatian. Adalah Toru Tokoi, warga asal Jepang yang pada musim haji tahun ini mendapat kesempatan menjadi tamu Allah SWT.
Pria kelahiran 73 tahun lalu ini telah mendaftar haji pada tahun 2011. “Istri saya awalnya yang mengajak saya mendaftar haji. Saya tidak keberatan karena saya ingin menemaninya,” tuturnya di Asrama Haji Surabaya, Sabtu (10/06/2023), saat menceritakan awal mula dia mendaftar haji.
Toru sebenarnya berkesempatan berangkat haji tahun 2020. Namun lantaran ada pandemi Covid-19, membuat ia dan sang istri tak bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut.
“Tahun 2022 kemarin juga tidak bisa berangkat, karena jemaah haji usia 65 tahun ke atas belum diijinkan menunaikan ibadah haji,” lanjutnya.
Alhamdulillah, tahun ini setelah menunggu selama 12 tahun, Toru Tokoi mendapat panggilan menjadi tamu Allah ke Baitullah, melalui Embarkasi Surabaya Kloter 46.
Pria asal Kota Tochigi, sekitar 100 km di sebelah utara Tokyo ini, mengaku telah menetap di Indonesia sejak 1995 untuk mempersunting pujaan hatinya, seorang wanita asal Bali yang setia mendampinginya hingga kini. Sejak tahun itu pula Toru Tokui bersaksi mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Alhamdulillah, karena saya sudah menjadi muslim, tahun 1996 saya juga sudah dikhitan. Hanya saja karena sudah usia dewasa jadi agak susah prosesnya,” kenangnya malu-malu.
Menurut Toru, di Indonesia, agama merupakan bagian tak terpisahkan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini berbeda dengan di Jepang.
“Di sana (Jepang) agama hanya berfungsi secara seremonial ketika seseorang meninggal. Sehari-hari tak tampak kehidupan beragama. Libur nasional karena hari raya keagamaan saja tidak ada,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Toru sangat terkesan dengan kehidupan beragama di Indonesia.
Kehadiran Toru Tokoi yang merupakan mualaf ini disambut dengan hangat oleh Ketua Kloter 46, Jauhar. “Pak Toru kalau ada yang tidak dipahami, jangan ragu untuk menghubungi saya,” ucap Jauhar ramah.
Jauhar mengapresiasi keberangkatan Toru ke tanah suci. “Pak Toru sudah dipilih menjadi tamu Allah di tanah suci, Insya Allah mabrur dan maqbul,” sambung Jauhar.
Di usianya yang sudah lebih dari 70 tahun ini, Toru, bapak satu anak ini masih aktif bermain tenis seminggu 3 kali. Ia mengaku tinggal menikmati masa tuanya. “Dulu saya mengelola bimbingan belajar yang cukup besar di Jepang untuk tes masuk SMA dan universitas di Jepang. Saya juga mengajar untuk pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris,” terangnya.
Kini dia telah menyerahkan manajemen bimbingan belajar tersebut kepada temannya. Dia menjalani hari-harinya bersama istrinya di Denpasar, Bali.
Ketika di tanah suci nanti, Toru memiliki doa agar keluarganya aman sejahtera dan diberi umur panjang. (Kta/Red/TJ)