Kisah Mbok Paini Jombang, Hidup Sebatang Kara, Andalkan Belas Kasih Tetangga

Kisah Mbok Paini Jombang, Hidup Sebatang Kara, Andalkan Belas Kasih Tetangga

TerasJatim.com, Jombang – Hidup sebatang kara di sebuah gubug dan makan dari belas kasih tetangga. Terkadang, nasi aking atau nasi sisa terpaksa dia makan jika tak ada lagi beras untuk dimasak.

Seperti itulah kondisi Paini (70), asal Dusun Paras Desa Turi Pinggir Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang Jawa Timur.

Nenek 4 cucu dari 1 anak tersebut menjalani dengan kondisi serba kekurangan sejak 12 tahun lalu. Mbok Paini, sapaan akrabnya, menikmati sisa hidup dari belas kasih tetangganya.

“Untuk makan ya diberi tetangga. Kalau ada yang memberi uang saya gunakan untuk membeli beras,” tuturnya dengan logat jawa kental.

Kondisi tempat tinggal Mbok Paini terlihat memprihatinkan. Bangunan tempat tinggal yang berdiri di atas lahan milik warga setempat itu terbuat dari dinding bambu dengan lubang yang tersaji dimana-mana. Atapnya pun tidak lagi utuh. Jika hujan deras turun disertai angin, Mbok Paini terpaksa mengungsi ke rumah tetangga terdekat.

“Kalau hujan angin ya saya ngungsi dulu,” ujarnya.

Hidup dalam serba keterbatasan serta jauh dari kelayakan sebagai warga yang hidup di bangsa yang sudah merdeka sejak tahun 1945 sebagaimana dialami Mbok Paini, dibenarkan Gatot, Ketua RT 2, Desa Turipinggir.

“Untuk makan, yang banyak ya dari tetangga-tetangga, itupun kalau tetangga sedang ada (rezeki) lebih. kalau gak ada ya mau bagaimana lagi. Kalau gak ada (beras) ya akhirnya karak (nasi aking) yang dimasak ulang” ujar Gatot.

Mbok Paini, kata Gatot, mendapatkan bantuan beras untuk warga miskin (raskin). Namun, jatah tersebut tidak rutin setiap bulan didapatkan.

“Ada bantuan raskin, lima belas kilo. Itupun kalau ada. kalau tidak ada ya mau bagaimana lagi,” ungkapnya.

Gatot mengungkapkan, berbagai upaya sudah dilakukan oleh tetangga maupun pemerintahan desa agar Mbok Paini memiliki fasilitas hunian yang layak.

“Pernah diusulkan kepada pemerintah, tapi karena lahannya bukan milik pribadi, akhirnya ya tidak dapat program bedah rumahnya,” papar dia.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Heru Widjajanto, mengatakan, menyikapi persoalan Mbok Paini, Pihaknya belum bisa memberikan solusi permanen.

“Kita akan koordinasi dulu dengan Pemerintahan Desa dan Kecamatan untuk berembug bersama bagaimana solusinya,” katanya.

Untuk sementara, kata Heru, jika yang bersangkutan berkenan bisa ditempatkan di Panti Wreda milik Pemprov Jatim. “Kalau memang beliaunya bersedia, bisa kita tempatkan dulu di panti Wreda milik Pemprov Jatim. Untuk membantunya dengan usaha produktif, kami kira tidak mungkin karena beliaunya sudah tua,” jelas Heru.

Heru sendiri mengaku kecolongan dengan kondisi yang dialami Mbok Paini. Selama ini, ujarnya, belum ada laporan terkait Mbok Paini yang hidup sebatang kara di sebuah gubug pada lahan milik tetangganya dengan makan mengandalkan belas kasih tetangga. (MSi/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim