Kepala SMKN di Pacitan Kerap Intimidasi Siswa, Wali Murid: Bisa Nekad Kami!

Kepala SMKN di Pacitan Kerap Intimidasi Siswa, Wali Murid: Bisa Nekad Kami!

TerasJatim.com, Pacitan – Pucuk pimpinan di SMKN 1 Sudimoro, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jatim, dinilai tidak mencerminkan sebagai seorang pemimpin. Acap kali, kepala sekolah itu menebar ancaman kepada siswa, bahkan guru pun kena imbasnya.

Sejumlah wali murid, menyayangkan sikap kepala sekolah yang dinilai sangat arogan tersebut. Mereka pun merasa, jika kepala sekolah selalu menebar ancaman kepada siswa apabila tidak mau menuruti kehendaknya.

“Memang siswa wajib mengikuti perintah guru dan kepala sekolah, tapi bukan berarti dia (kepsek) seenaknya. Anak-anak bukan robot,” ungkap BD, inisial salah satu orang tua siswa, Senin (13/11/2023) kemarin.

BD bercerita, jika anaknya dapat ancaman mau dikeluarkan dari sekolah. Ancaman itu diterima sesudah menghadiri tasyakuran di kota yang diadakan oleh temannya. Padahal, kata BD, orang tua telah memberi izin karena pelaksanaan syukuran pada hari libur sekolah.

“Anak saya diancam mau dikeluarkan, hanya gara-gara main ke Pacitan untuk mengikuti acara syukuran yang diadakan oleh teman-teman sesama tim. Anak anak sudah ijin ke orang tua dan dijinkan. Eh kok malah dipanggil dan diancam mau dikeluarkan,” katanya.

“Anak-anak itu kan ke Pacitan bukan saat jam sekolah. Tapi saat mereka libur. Nah apa salah? Kok pakai diancam harus ijin kepala sekolah,” sambung BD, bertanya-tanya.

Dari persoalan itu, beberapa wali murid berencana ingin meminta kejelasan kepada kepala sekolah. Hanya saja mereka takut, bingung, dan tidak tahu harus bagaimana cara menyampaikannya.

“Kami ini orang kampung, jadi ndak berani mau omong bagaimana. Tapi kalo anak saya terus-terusan dibeginikan, ya bisa nekat kami,” imbuhnya.

Kepsek Bikin Siswa Nangis, dan Renggut Hak Guru

Sejumlah siswa pun mengaku sering diperintah langsung oleh kepala sekolah untuk latihan, guna mengikuti lomba. Namun, menjelang hari H pelaksanaan lomba, tiba-tiba mereka diganti dengan siswa lain, tanpa memberi alasan yang dapat diterima.

“Saya ditunjuk untuk ikut lomba fashion show. Sudah latihan. Tiba-tiba dua jam jelang lomba, kepala sekolah mengganti saya dengan alasan yang tidak jelas. Yang bikin saya sedih, kepala sekolah selalu bilang, di sini hanya saya yang bisa memerintah kamu,” kata IM (samaran), salah satu siswa yang enggan ditulis namanya.

Tak hanya IM yang mengalami hal itu, ada banyak siswa lain yang juga bernasib sama. Bahkan siswa itu menganggap diri mereka sendiri bak robot yang nurut.

“Sama pak (wartawan). Kami itu seolah seperti robot. Kalau diperintah kepala sekolah ikut ya ikut, dan tiba-tiba kalau harus diganti tanpa alasan jelas, ya harus patuh,” jelas DW, (samaran) siswa lainnya.

“Saya sempat nangis dan gak berani bilang ke orang tua. Pernah kepala sekolah mengatakan bahwa hak azasi kami dicabut dan tidak ada. Ketika persiapan mengikuti lomba, kami hanya disuruh patuh kepada kepala sekolah,” lanjutnya.

Apa yang disampaikan wali murid dan siswa itu dikuatkan dengan penyampaian dan dialami langsung oleh sejumlah guru ekstra kurikuler.

Menurut DIB (samaran), salah satu guru di SMKN 1 Sudimoro, ia merasa setiap ikut lomba, kepala sekolah meminta harus menang. Seolah target itu tak bisa dibantah.

Kata dia, ketika lomba tidak menang, kepala sekolah pasti memarahi dan memaki para guru pembina, bahkan siswa yang ikut lomba pun kena imbasnya. “Ya, ungkapan kepala sekolah selalu bilang harus menang. Dan selalu bilang saya itu kepala sekolah, semua harus atas sepengatuan saya. Semuanya saya yang menentukan, lainnya tidak berhak,” kata dia kepada sejumlah jurnalis.

Para guru pun mengeluh, bahwa kepala sekolahnya kerap mengeluarkan nada ancaman akan melaporkan guru yang tidak mematuhi perintahnya kepada Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Wilayah Pacitan.

“Kepala sekolah mengancam para guru dan siswa, seolah dirinya adalah orang yang dekat dengan kepala UPT cabang Dinas Pendidikan Pacitan,” sambungnya.

Informasi yang dihimpun, terdengar beberapa pembina ekstra kurikuler, guru-guru dan Wakasek kabarnya akan membubarkan diri. Entah, pembubaran diri yang dimaksud dalam bentuk apa, belum dapat terurai.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada klarifikasi dari kepala sekolah SMKN1 Sudimoro, maupun Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Wilayah Pacitan. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim