Keong Sawah, Salah Satu Berkah di Musim Banjir

Keong Sawah, Salah Satu Berkah di Musim Banjir

TerasJatim.com, Bojonegoro – Luapan air Bengawan Solo yang sempat mencapai siaga II beberapa hari yang lalu, menimbulkan rasa kewaspadaan bagi semua masyarakat yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Jawa Timur.

Namun selain menimbulkan rasa cemas, banjir di luapan banjir di wilayah Bojonegoro, ternyata juga membawa berkah bagi sebagian orang yang berada di daerah aliran sungai.

Secara mental masyarakat Bojonegoro sudah terbiasa menanggapi datangnya air bah luapan banjir, yang bisa dikatakan banjir tahunan ini.

Salah satu warga yang memanfaatkan suasan banjir ini, adalah Siti Maroah (37) warga Dukuh Kaligede Desa Pilanggede RT.02 RW.01 Bojonegoro Jawa Timur.

Dia menyikapi datangnya musim banjir dengan mencari keong sawah atau warga setempat menyebutnya Kol.

Dengan berbekal perahu yang terbuat dari rakitan bambu dan karung bekas, dirinya menyusuri tingginya genangan air yang menghampiri wilayah desanya.

Saat ditemui TerasJatim.com disalah satu sawah yang sudah ditinggal air banjir yang lalu, Siti Maroah mengungkapakan, jika dirinya sudah biasa dengan kondisi banjir.

Wies biasa kebanjiran mas, sak bendino golekane yo kol (keong sawah),” ungkapnya dengan tersenyum.

Keong sawah jika diolah dengan racikan bumbu dapur, bisa menjadi salah satu lauk alternatif  bagi beberapa orang. Sehingga bagi pencari keong sawah seperti Siti Maroah ini, keong sawah memiliki nilai ekonomis yang bisa menambah kebutuhan ekonomi sehari-hari.

“Alhamdulillah lumayan, iso digawe tuku jajane anak,” imbuh wanita dua anak ini.

Siti Maroah melanjutkan, dari hasil mencari Kol atau keong sawah ini dia mengaku mendapat keuntungan yang lumayan. Kol atau keong sawah hasil tangkapannya ini kemudian disetorkan ke seorang tengkulak yang sudah menjadi langganannya.

Nuryati yang merupakan tengkulak keong sawah kepada TerasJatim.com menceritakan, bahwa dirinya sudah beberapa lama berbisnis sebagai pengepul Kol atau keong sawah. “Rong tahun mas, kulo dadi tengkulak kol, biasane adole kilon utowo gendelan,” kata mbak Yati sapaan akrabnya.

Potret menyikapi datangnya musibah banjir dengan sikap bersahabat dengan alam, maka di situlah celah banjir dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menambah penghasilan secara ekonomis.  (Zuh/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim