Kapal Rafelia II Tenggelam, Karena Kurangnya Simpanan Air Tawar di Lambung Kapal

Kapal Rafelia II Tenggelam, Karena Kurangnya Simpanan Air Tawar di Lambung Kapal

TerasJatim.com, Banyuwangi – Mahkamah Pelayaran kembali menggelar sidang etik terkait tenggelamnya Kapal Rafelia II yang terjadi di perairan Selat Bali pada bulan Maret 2016 lalu.

Sidang etik yang digelar di di aula Kantor Unit Penyelenggara Pelayaran (KUPP) kelas III, Ketapang Banyuwangi tersebut, sebanyak  tujuh orang saksi dihadirkan guna dimintai keterangan.

Salah satunya, adalah perwira jaga kantor Unit  Penyelenggara Pelayaran (KUPP) Kelas III, Gilimanuk, Bali, I Nengah Swadana. Selain sebagai saksi, dia sekaligus sebagai pemberi Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Kapal Rafelia II.

Di depan majelis hakim, yang diketuai Kapten Supardi. M.Mar dan empat hakim anggota lainnya, I Nengah Swadana mengakui dirinya tidak melakukan pengecekan secara detail administrasi yang ada.

Dia beralasan beberapa persyaratan, seperti mengenai berat kendaraan sebelum masuk kapal, sudah dilakukan penimbangan di pintu masuk pelabuhan, sehingga menurutya hal itu bukan tanggung jawabnya. “Menurut saya, kapal tenggelam bukan karena kelebihan muatan, karena saat muat posisinya stabil,” ujar I Nengah Swadana saat sidang.

Berdasarkan hasil keterangan dari perwira jaga kapal dan saksi yang lain, didapati bahwa penyebab tenggelamnya KMP Rafelia II, karena kurangnya air tawar yang tersimpan dilambung kapal. Sehingga kapal tidak seimbang yang berakibat miring dan tenggelam.

Dalam kondisi penuh, seharusnya kapal tersebut berisi 38 ton air tawar, namun saat kejadian diperkirakan hanya terisi 8 ton air tawar.

“Untuk memastikan siapa yang bersalah dan harus bertanggung jawab, kita masih perlu melakukan pembahasan lanjutan dan evaluasi,” ujar Hakim Ketua, Kapten Supardi, usai sidang.

Seperti diberitakan sebelumnya di TerasJatim.com, KMP Rafelia II tenggelam di perairan selat Bali, Jumat 4 Maret 2016 lalu, saat mengangkut penumpang dari pelabuhan Gilimanuk, Bali, menuju pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Dalam insiden tersebut 6 orang tewas, termasuk Nahkoda dan Mualim I kapal.(irh/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim