Jembatan Borang Pacitan Runtuh, Pekerja Teriak Lari, Pak Kades Ikut Lari

Jembatan Borang Pacitan Runtuh, Pekerja Teriak Lari, Pak Kades Ikut Lari

TerasJatim.com, Pacitan – Jembatan penghubung antar desa di Desa Borang, Kecamatan Arjosari, Pacitan, Jatim, runtuh. Belasan orang pekerja jatuh ke sungai, 2 diantaranya dilarikan ke rumah sakit, Minggu (04/12/2022).

Peristiwa amblesnya Jembatan Suro Dudo itu sebenarnya sedang proses perbaikan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pacitan. Sebelumnya, tiang penyangga pada jembatan itu turun sekitar 1 meter karena banjir pada bulan lalu.

“Kejadiannya (ambles) sekitar pukul 10.00 WIB tadi. Sudah 2 hari ini mulai diperbaiki,” kata Suharyanto (45), salah satu pekerja yang mengalami peristiwa itu.

Saat kejadian, posisi Suharyanto berada di atas jembatan. Dia hendak mengelas, karena posisi jembatan di sebelah utara sudah lurus usai di dongkrak. Namun ketika akan mempersiapkan segala sesuatunya, ia mendengar suara keras seperti mau roboh.

“Posisi (jembatan) yang Utara ini kan sudah lurus dan mau dilas. Tiba-tiba ada suara kratak … kratak … kratak … tiangnya ambles. Terus saya teriak, awas ambles … ambles …, lari …,” ungkap Suhar, sembari memperagakan posisinya.

“Semua panik kalau saya teriak-teriak. Ada pekerja di bawah 2 orang, di atas sekitar 6 orang, pada jatuh (ke sungai) semua. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” sambungnya.

Menurut dia runtuhnya jembatan itu terjadi sangat cepat. Bahkan baru membuat awalan langkah seribu ia dan beberapa orang yang berada di lokasi kejadian sudah terjatuh ke sungai, dengan ketinggian sekitar 7 meter. “Kejadiannya cepat. Baru dua langkah sudah jatuh,” imbuhnya.

Sementara, suara reruntuhan jembatan itu terdengar hingga jarak puluhan meter. Seperti halnya dari rumah kepala desa setempat, yang berjarak sekitar 50 meter lebih dari jembatan itu. Dari jarak tersebut, terdengar cukup keras.

“Pas kejadian saya di rumah, di kamar mandi. Suoro opo kae (suara apa itu), terus pakai handuk saya lari ke sana (jembatan),” kata Lilik Hidayat, Kepala Desa Borang.

Lilik menjelaskan, saat peristiwa terjadi, ada sejumlah orang pekerja termasuk perangkat desa. Menurutnya, ada sekitar 12 orang sedang melakukan perbaikan jembatan yang kondisinya sudah ambles akibat banjir pada bulan lalu.

“Saat tiang ambles ke bawah, sehingga belasan orang itu ada yang terbawa jatuh ke air bersama dengan runtuhnya badan jembatan. Ada 6 orang di atas dan sekitar 7 orang di bawah jembatan,” jelasnya

Dari tragedi itu, lanjut Lilik, meski tidak ada korban jiwa, namun dua orang pekerja dari Dinas PUPR Pacitan dilarikan ke rumah sakit setempat, untuk mendapat perawatan medis dan mengetehui kondisi selanjutnya.

“Korban ada dua orang. Keduanya pekerja dari PUPR Pacitan. Untuk kondisi saat ini masih dalam pemeriksaan medis di rumah sakit. Sedangkan lainnya mengalami luka ringan dan sudah kembali ke rumah,” ungkap Lilik, sepulang antar korban ke rumah sakit.

Sejak Dibangun, Sudah 4 Kali Kejadian

Jembatan Suro Dudo tersebut diketahui pembangunannya sekitar 2007 silam. Berdiri di atas Sungai Grindulu, memiliki panjang total sekitar 36 meter lebih dan lebar 4 meter. Sedangkan bagian yang runtuh itu berada di sebelah selatan dengan panjang 12 meter.

Dari rentang tahun sejak dibangun, jembatan tersebut sudah 4 kali mengalami kejadian yang nyaris serupa. Salah satu peristiwa berada di tempat yang sama dengan tragedi di Minggu siang tadi.

“Sekitar 2007. Kejadian total (tidak bisa dilewati), seingatku sudah sekitar 4 kali ini. Di sebelah utara 2 kali opritannya amblas, selatan 2 kali oprit amblas dan akhirnya ditambah 2 bentang itu,” terang Lilik, sembari mengingat-ingat kejadian.

Atas runtuhnya jembatan tersebut, kini akses antara Desa Borang dengan Desa Gembong serta ke jalan raya Pacitan-Ponorogo putus total. Ada alternatif jembatan penyebrangan lainnya, yakni melewati Jembatan Semo-Pagutan.

Setelah peristiwa ini, pihak desa setempat berencana akan membangun jembatan darurat agar peputaran roda perekonomian, pendidikan dan kesehatan bagi warga tetap berjalan.

“Insya Allah besok, warga akan buat jembatan darurat. Banyak warga yang sudah nawari bambu petung, dibuat jembatan. Setidaknya bisa dilewati roda dua dulu, karena kalau harus muter, ya jauh,” tukasnya. Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim