Jebak Tikus Masuk Perangkap, Warga di Pacitan Dapat Duit

Jebak Tikus Masuk Perangkap, Warga di Pacitan Dapat Duit

TerasJatim.com, Pacitan – Fajar Kamis pagi mulai mengintip Desa Pagerejo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jatim. Cahaya kuning keemasan dari balik bukit di ujung Timur itu jadi tanda jika hari akan cerah menyelimuti desa yang saat ini mulai panen padi.

Sedari pagi, sebagian para petani di desa setempat bersiap memanen padi yang telah menguning. Mereka memakai pakaian serba panjang, topi, menenteng sabit, dan gegas turun di lahan sawah sebelum terik menjemput.

Krasak krusuk kasus Leptospirosis yang tengah merebak menjadi buah bibir di kalangan warga dan para petani setempat. Bahkan beberapa orang di desa itu sudah terjangkit bakteri yang disebut-sebut asalnya dari kencing tikus.

Kini, para petani di desa setempat mulai merasa senang. Populasi hama tikus di area persawahan mereka mulai berkurang. Warga menjebak tikus-tikus itu dengan memasang puluhan trap atau perangkap pemberian dari sejumlah pihak, yang dipasang pada Rabu (15/03/2023) sore.

Perangkap dengan umpan makanan yang disukai tikus itu dibiarkan bermalam di sawah, lalu diambil dan dikumpulkan pada Kamis pagi. Alhasil, hampir seluruh perangkap terisi tikus, yang selanjutnya hama itu dibakar dan dikubur.

Aksi para warga dan petani di desa itu bukan serta merta hanya menangkap tikus saja, tetapi ada sayembara yang digaungkan oleh Forum Pewarta Pacitan (FPPA), dengan hadiah total Rp.500 ribu.

Sayembara itu ternyata disambut positif oleh sejumlah warga. Kesadaran masyarakat di desa itu juga tinggi terhadap dampak dari bakteri Leptospira. Bahkan, dengan pemberian trap itu dinilai cukup efektif membantu dalam meminimalisir sebaran bakteri Leptospira.

“Masyarakat sangat antusias, cara ini efektif. Kebetulan ada yang pernah kena Lepto, tapi sudah sembuh. Jadi masyarakat benar-benar menyadari dampak dari bakteri Leptospira ini,” kata Sutrisno, Kasun Bandung Kulon, Desa Pagerejo, saat ditemui di sela-sela kegiatan, Kamis (16/03/2023).

Ia berkeingingan aksi itu tidak berhenti sampai di situ saja. Tapi, ada sepucuk suara hati warga yang dibawanya untuk disampaikan kepada pemerintah daerah, agar penanganan Leptospirosis ini benar-benar memperhatikan kondisi masyarakat yang saat ini terkena bakteri ini.

“Harapan dari masyarakat, kegiatan seperti ini (menangkap tikus) terus dilanjut, dan pemerintah daerah agar benar-benar memperhatikan kondisi masyarakat yang terkena bakteri Leptospira,” imbuh Sutrisno.

“Terima kasih FPPA, Dinkes, UPT Pertanian, pihak kecamatan atas perhatian dalam menanggulangi Leptospirosis ini. Harapannya terus dilanjut, dan bisa menggelar lebih besar lagi,” sahut Eko Prasetyo, Kasun Karang.

Sayembara, Andil Forum Pewarta Pacitan Perangi Lepto

Bukan sekadar sayembara. Namun, terselip tujuan mulia dari lubuk hati paling dalam, dari para insan pers yang tergabung dalam Forum Pewarta Pacitan (FPPA).

Para kuli tinta ini bukan hanya mencari berita saja, tetapi turut andil untuk mengatasi persoalan hama tikus, dan meminimalisir sebaran bakteri Leptospira yang saat ini tengah merebak di 7 kecamatan yang ada di Pacitan, salah satunya di Kecamatan Ngadirojo.

“Ini turut andil kita FPPA untuk membantu meminimalisir persoalan yang saat ini merebak di Pacitan,” kata Masnan Yuanto, Ketua Pelaksana Sayembara.

FPPA tidak bekerja sendiri. Dukungan sejumlah pihak, mulai UPT Pertanian setempat, Puskesmas Ngadirojo, pihak Kecamatan Ngadirojo, E-Sport Indonesia (ESI) Pacitan, dan para pengusaha di Pacitan, menjadi kunci suksesnya kegiatan tersebut.

Kolaborasi itu makin kokoh ditambah antusias dan peran aktif dari masyarakat di Desa Pagerejo sendiri, yang tentunya juga menjadi bagian penting terselenggaranya acara.

FPPA pun mengapresiasinya. Bukan hanya melalui lisan saja, tetapi dengan memberikan puluhan trap atau perangkap tikus kepada warga, dan uang sebagai hadiah dari sayembara.

“Terima kasih kepada sejumlah pihak, UPT Pertanian, puskesmas, pihak kecamatan, ESI Pacitan, para pengusaha, Pemdes Pagerejo dan warga masyarakatnya yang antusias dengan kegiatan ini,” ungkap Yuan, dari media analisnews.

3 Hari Zero Kasus Lepto di Ngadirojo

Sebaran kasus Leptospirosis sepertinya mulai melandai di beberapa tempat. Angka kesembuhan juga makin tinggi. Selain masifnya intervensi kepada kelompok masyarakat, faktor cuaca dinilai menjadi pengaruh melandainya kasus.

Di wilayah Kecamatan Ngadirojo misalnya, catatan dalam tiga hari terakhir mulai Senin sampai Rabu nihil kasus Leptospirosis, meskipun masih terdapat pasien suspect. “3 hari zero. Suspect ada, tapi datanya hari ini baru akan kita record,” kata dr. Rini Endrawati, Kepala Puskesmas Ngadirojo, usai kegiatan.

Peran serta sejumlah pihak atau kolaborasi ini, menurutnya sangat ampuh menekan laju kasus dari bakteri kencing tikus. Terlebih, dalam hal langkah dan penanganannya diklaim sudah banyak belajar dari pandemi covid-19 yang melanda negeri ini.

Intervensi masif kepada sejumlah kelompok masyarakat, mulai posyandu, balita, lansia, dan pihak sekolah, juga dinilainya cukup berdampak pada nihilnya angka kasus Lepto di wilayah Ngadirojo, ditambah faktor cuaca yang saat ini sudah panas.

“Hampir 3 minggu ini kami masif, bersama temen-temen puskesmas dan lintas sektor, untuk pengendalian vektor tikus dan sosialisasi kesehatan. Faktor cuaca juga mempengaruhi. Saat ini sudah panas, tidak lembab,” ungkap Rini, menambahkan.

Serujuk dengan dr Rini, pihak kecamatan setempat juga mendukung penuh upaya dalam menekan laju kasus Leptospirosis dan juga penanganannya, dengan mengedepankan semangat kolaborasi.

“Kami dari pihak kecamatan sangat mendukung kegiatan ini. Kolaborasi dengan sejumlah pihak ini sangat positif,” kata Nanang S., Camat Ngadirojo.

Untuk asupan informasi, angka kasus positif Leptospirosis di Pacitan per Rabu (15/03/2023) kemarin, yakni klinis 272 kasus, positif 198 kasus, angka kematian 6 kasus dan sembuh 250.

Sementara, kasus baru tercatat 6 pasien di 5 puskesmas, yakni Tanjungsari 1 pasien, Tulakan 2 pasien, Arjosari 1 pasien, Ketro 1 pasien dan Tegalombo 1 pasien. Sedangkan rawat jalan tercatat 5 pasien di sejumlah puskesmas, dan rawat inap di RSUD dr Darsono 11 pasien. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim