Jadi Inspirasi Nama Gedung Kejaksaan di Pacitan, Kajati Jatim: Apalah Arti Sebuah Nama

TerasJatim.com, Pacitan – Di bawah terik langit Pacitan, halaman Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat, jadi saksi sejarah disahkannya sebuah gedung pelayanan masyarakat di kota 1001 gua.
Gedung yang berdiri di Jalan WR. Supratman 14, Kriyan, Sidoharjo, atau masih di lingkungan kantor kejaksaan setempat, sekilas tampak seperti biasa; umumnya gedung yang banyak ditemui di pelbagai tempat.
Namun, ada yang unik dari bangunan dua lantai itu, yakni namanya. Gedung baru tersebut tersemat nama Prof. Dr. Mia Amiati. Siapakah gerangan? Dia adalah seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati), Jatim, saat ini, yang pada akhir 2024 lalu sandang gelar Profesor.
Ia seorang jaksa perempuan pertama yang punya titel akademis tertinggi. Dia juga seorang pemimpin wanita pertama yang menjabat Kajati Jatim, karena yang sebelum-sebelumnya dipimpin laki-laki.
Namanya belum begitu akrab di telinga, namun ia sudah jadi sumber inspirasi. Bahkan, Kejari Pacitan termotivasi untuk melekatkan tanda pada gedung barunya, yang diambil dari nama sosok perempuan kelahiran Kuningan, Jawa Barat, pada 1965 silam.
“Nama (gedung) ini terinspirasi dari beliau (Kajati Jatim). Sebagai pengingat, dan juga menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua,” ungkap Eri Yudianto, Kepala Kejari Pacitan, dalam sambutannya, Kamis (13/02/2025).
Sejarah terbit di pelataran zuhur. Mia Amiati yang datang di Pacitan, seakan dibuat kaget dan haru, lantaran namanya terpampang pada gedung baru. Di satu sisi, dialah yang meresmikan, mulai memotong pitanya hingga penandatanganan prasasti.
Sesekali, ia tampak melirik foto dan namanya pada banner, yang dipasang di dinding bagian depan gedung baru. Seolah hati kecilnya berkata; mungkin, ini bentuk penghargaan dari segenggam proses diri.
Pada kesempatan di tengah hari yang berselimut gerah itu, para Kepala Kejari se Jatim juga datang. Bahkan mereka tiba lebih awal di Pacitan, dan turut menyambut perempuan yang gemar tulis menulis, baik karya dalam bentuk buku maupun melalui media massa.
“Tadi baru tahu pas di sini (Pacitan),” kata Mia, saat doorstop dengan awak media, di sela-sela kegiatan.
“Tapi ini suatu simbol, dan tidak ada kaitannya dengan kedinasan atau apa pun. Hanya penghargaan dari Pak Kajari, karena mungkin ini suatu hal langka di Indonesia, jaksa perempuan pertama yang punya gelar akademis tertinggi. Jadi, ini kebanggaan beliau sebagai anggota kami di Jatim, akhirnya diterapkan untuk nama gedung,” lanjutnya.
Figur perempuan berhijab itu, jika ditulis lengkap beserta gelarnya, maka huruf yang banyak ditemui terdapat pada gelar ketimbang nama; Prof. Dr. Mia Amiati, SH. MH. CMA. CSSL. “Apalah arti sebuah nama. Ini sebuah wujud dari penghargaan. Dan tentu fisiknya (gedung) adalah untuk pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya.
Gedung Prof. Dr. Mia Amiati tersebut, diketahui adalah hibah dari Pemkab Pacitan yang dilaksanakan dalam 2 tahun anggaran, yakni pada 2023 dan 2024, dengan nilai Rp.1,4 miliar lebih.
“Ini bentuk sinergi antara kejaksaan dengan pemerintah daerah setempat. Karena kejaksaan tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan pemda. Terima kasih Pak Bupati. Terima kasih Pak Ketua Dewan, karena ketukan palu beliau, hibah ini bisa terlaksana,” imbuh Kajati.
“Hibah ini dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Kami (pemkab) berterima kasih dengan kehadiran Bu Kajati di Pacitan, karena membawa rombongan besar. Mudah-mudahan ini jadi awal yang baik,” sahut Indrata Nur Bayuaji, Bupati Pacitan.
Perihal nama gedung baru tersebut, Mas Aji sepakat. Ia juga merasa termotivasi, meski tersipu malu dengan gelar pun figur dari orang nomor satu di lingkungan kejaksaan di Jawa Timur.
“Ini menarik. Saya sepakat. Secara akademis ini gelar tertinggi, kalau melihat itu saya jadi malu. Kami harus termotivasi, terinspirasi dengan Bu Kajati. Tepat kiranya nama itu disematkan untuk nama gedung pelayanan,” tukasnya. (Git/Kta/Red/TJ)