Intip Kearifan Lokal Warga Pacitan Melalui Gropyokan Tikus

Intip Kearifan Lokal Warga Pacitan Melalui Gropyokan Tikus

TerasJatim.com, Pacitan – Siang yang terik menyapa Desa Mujing, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jatim. Puluhan petani dan warga gotong-royong “gropyokan” atau memburu dan membasmi hama tikus di lahan persawahan.

Aksi kolaborasi antara warga bersama petugas dari dinas kesehatan setempat dan aparat ini, tampak kompak. Mereka hanya mengandalkan peralatan sederhana, seperti pentung dari bambu, sabit, cangkul, dan sapu.

Gropyokan itu langsung dimulai dari lahan persawahan warga. Sarang-sarang tikus yang ditemukan, kemudian dicangkul dan sebagian lubangnya dilakukan pengasapan. Tak lama kemudian puluhan tikus yang bersembunyi di dalamnya berhamburan keluar, dan disambut warga dengan pentungan.

Warga tak membiarkan tikus-tikus itu lolos begitu saja. Meski ada yang sempat lari tunjang palang, para petani ramai-ramai mengejar dan memukulnya dengan alat yang telah siaga di tangan.

“Lumayan banyak tadi tikus yang bisa dibasmi,” kata Irmawan Andriyanto, seorang warga yang ikut aksi, Kamis (09/03/20230).

Gropyokan di Kamis siang itu terlihat asyik. Riuh para warga meledak ketika tikus-tikus gegas mulai keluar dari persembunyiannya. Kekompakan mereka tak diragukan lagi. Pun antusiasnya, laik diacungi jempol.

Sejumlah petani mengakui, jika cara tersebut dianggap lebih efektif untuk memusnahkan tikus dalam jumlah banyak, Bahkan ke depan akan terus dilakukan agar populasi tikus dan bakteri Leptospira dapat diminimalisir.

“Gropyokan ini saya kira salah satu langkah yang paling efektif saat ini, dan ini akan terus dilakukan,” ungkapnya.

Tikus-tikus yang berhasil ditangkap kemudian dikumpulkan, lalu diserahkan ke dinkes setempat untuk dilakukan identifikasi dan pengambilan ginjal. Selanjutnya, akan diperiksa di laboratorium dengan metode PCR, untuk mengetahui adanya bakteri Leptospira.

BACA https://www.terasjatim.com/ratusan-warga-pacitan-positif-bakteri-kencing-tikus-dinkes-kurang-sat-set/

Plt Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr. Daru Mustiko Aji menjelaskan, gropyokan hama tikus tersebut menggunakan 2 metode, yakni pengasapan dan dengan mencangkul lubang tikus di area persawahan.

Gropyokan hama tikus ini, lanjut dr Daru, adalah salah satu langkah untuk pencegahan dan mengatasi serangan hama tikus. Kata dia, gropyokan ini tidak lain untuk pengendalian penyebaran bakteri Leptospira yang saat ini telah mengancam kesehatan sebagian warga di Pacitan.

“Ini (gropyokan) kearifan lokal. Semangat kolaborasi yang luar biasa, dan harus dilakukan rutin atau berulang kali, agar hama tikus ini bisa berkurang,” kata di, di sela-sela gropyokan.

Di samping itu, imbuh dia, Dinas Kesehatan Pacitan yang bekerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Surabaya, juga melakukan pemasangan 50 trap atau jebakan tikus di area persawahan warga.

BACA: https://www.terasjatim.com/awas-kasus-bakteri-kencing-tikus-di-pacitan-melonjak-3-kali-lipat/

Tak hanya itu, penyemprotan secara serentak juga dilakukan di 4 Dusun, yakni di Dusun Saren, Dusun Pakel, Dusun Ploso, dan Dusun Ngumper, Desa Mujing, Kecamatan Nawangan, yang diduga terdapat tikus pembawa bakteri Leptospira.

“Selain itu, pemasangan trap tikus serta pemberian kaporit di sumber air guna membrantas penyebaran penyakit Leptospirosis,” tukasnya. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim