Insiden Antar Anggota Pencak Silat di Bojonegoro, Ini Pemicunya

Insiden Antar Anggota Pencak Silat di Bojonegoro, Ini Pemicunya

TerasJatim.com, Bojonegoro – Terkait insiden antar anggota organisasi pencak silat di Kabupaten Bojonegoro Jatim, yang terjadi di Kecamatan Baureno pada Jumat (01/02/21) malam kemarin, Polres Bojonegoro menyebut ada 3 faktor pemicu gesekan tersebut.

Ketiganya antara lain, agenda tahunan pengukuhan anggota, pendirian tugu dan komunitas anggota.

Hal itu disampaikan oleh Kasat Intel Polres Bojonegoro, AKP Benny Ulang Setiawan, saat menjadi nara sumber Forum Grup Diskusi (FGD) Polres bersama Bojonegoro Kampung Pesilat (BKP) Kecamatan Baureno, Sabtu (02/01/21).

Menurutnya, hal tersebut berdasar dari pemetaan dan kajian di lapangan terkait penyebab seringnya terjadi gesekan antar insan persilatan di kabupaten berjuluk telatah Angling Dharma ini.

“Agenda tahunan pengukuhan atau pengesahan anggota, rawan gesekan tapi sudah ada solusi dan terbukti bisa kondusif,” ujar Ulang. di hadapan pengurus BKP dan para pengurus perguruan silat di Baureno.

Lanjutnya, pembangunan tugu organisasi juga menjadi penyebab gesekan. Maka melalui BKP, akhirnya semua sepakat untuk tidak mendirikan tugu organisasinya di lahan milik umum.

“Ya, boleh saja mendirikan tugu, asal di tanah pribadi yang dibuktikan dengan sertifikat, mendapat izin lingkungan, izin Kades dan tiidak melanggar tata ruang. Semua sepakat dan komitnen sehingga aman terkendali,” urainya.

Pemicu gesekan terakhir, kata Ulang, yaitu munculnya banyak komunitas anggota organiasi pencak silat yang acap kali mengganggu tibum. Ia menyebut, bahwa komunitas-komunitas itu ilegal karena tidak tercantum dalam AD/ART.

“Menyikapi tu, pada kegiatan FGD bulan November tahun lalu, semua ketua perguruan sepakat untuk menertibkan komunitas. Harus tegas kepada mereka, menilh komunitas atau taat organisasi,” papar dia.

Lebih lanjut, ia mengingat kepada semua yang hadir dalam FGD itu bahwa salah satu pelajaran utana organisasi pencak silat adalah supaya mampu menjadi rahmatan lil alanin atau memayu hayuning bawono yaitu menjaga dan melestarikan alam termasuk manusia.

“Maka sebagai insan persilatan harusnya saling menghargai dan menghormati. Jangan mengedepankan ego,” ulas dia.

Sementara itu, Kasat Binmas Polres Bojonegoro, AKP Sujono menegaskan pentingnya disiplin dalam menghadapi situasi pandemi Covid -19 gelombang dua saat ini.

Ia mengajak semua perguruan silat agar kompak dan sadar untuk mentaati aturan termasuk prokes Covid-19 guna memutus rantai penyevaran virus yang kali pertama diketahui asal Wuhan China tersebut.

“Mari taati prokes dan jam malam mulai pukul 20 00 WIB hingga 04.00 WIB sesuai instr ruksi Gubernur Jatiim. Taati juga maklunat Pak Kapolri demi kebaikan dan memayu hayuning bawono yang menjadi watak daaar dan insan persilatan,” tukasnya serius.

Hadir dalam FGD yang dihelat di Pendapa Kantor Kecamatan Baureno tersebut, Sasmito Anggoro (Wakil Ketua BKP Kabupaten), Moch Nurul Saiq (Ketua BKP Kecamatan), jajaran Forkopimka Baureno, serta 5 ketua perguruan pencak silat yang tergabung dalam BKP Baureno yakni PSHT, PSHWTM, TS, PN dan IKSPI. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim