GP Ansor Gelar Doa di Monumen Kekejaman PKI di ‘Lubang Buaya’ Cemetuk Banyuwangi

GP Ansor Gelar Doa di Monumen Kekejaman PKI di ‘Lubang Buaya’ Cemetuk Banyuwangi

TerasJatim.com, Banyuwangi – Puluhan pengurus dan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan tabur bunga dan doa bersama di Monumen Pancasila Jaya, yang berlokasi di Dusun Cemetuk Desa Cluring Kecamatan Muncar Banyuwangi. Kegiatan ini dalam rangka napak tilas peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.

Monumen Pancasila Jaya juga kerap disebut sebagai Lubang Buaya Cemetuk. Sebab tempat itu merupakan kuburan massal sebanyak 62 Pemuda Ansor yang dibantai oleh PKI 50 tahun silam, tepatnya pada 18 Oktober 1965.

“Ini sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang gugur demi membela Pancasila,” ujar Ketua PC GP Ansor Banyuwangi Syukron Makmun Hidayat, kepada TerasJatim.com, Sabtu,  (01/10)

Peristiwa kelam itu, lanjut Syukron, tidak boleh terulang lagi. Menurtnya kejadian itu juga harus dijadikan pelajaran bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga mati.

Setengah abad lalu, sebanyak 62 Pemuda Ansor dibantai habis oleh PKI yang berada di wilayah Cemetuk, Desa Cluring Kecamatan Muncar Banyuwangi. Puluhan mayat itu selanjutnya dikuburkan di satu lokasi dengan tiga tempat lubang mirip kolam. Ketiga lubang itu saat ini tepat berada di patung burung garuda dengan ukuran 3×3 meter, 3×4 meter dan 3×5,5 meter.

Para korban yang di kubur di lubang buaya itu, tidak semuanya dibantai di lokasi itu. Namun sebagian besar dibawa ke lubang buaya setelah meninggal atau tidak berdaya. Aksi pembantaian itu dilakukan pada tanggal 18 Oktober 1965, tidak seperti yang terjadi di Jakarta terjadi pada tanggal 30 September 1965.

Nama- nama yang menjadi korban kebiadaban PKI itu belum diketahui secara persis. Bahkan mayat yang berada di kubangan mirip kolam itu sempat dibongkar paska tiga hari dikubur. Sebagian jenazah dikembalikan pada pihak keluarga untuk dimakamkan di wilayah Muncar Banyuwangi.

Tempat bersejarah itu hingga kini banyak dikunjungi para pelajar dengan didampingi gurunya, untuk mengetahui lebih dalam sejarah keganasam PKI yang pernah terjadi di daerah setempat. Iirh/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim