HP Marak, Angkot dan Ojek di Terminal Ponorogo Ngenes

HP Marak, Angkot dan Ojek di Terminal Ponorogo Ngenes

TerasJatim.com, Ponorogo- Piranti teknologi yang berbentuk hape atau telepon seluler kian dirasakan manfaat dan dampaknya.  Di sisi lain, masalah sosial yang semakin komplek tidak dapat dipungkiri merupakan dampak dari kemajuan teknologi.

Di Ponorogo misalnya, kemajuan teknologi komunikasi terutama banyaknya penggunaan telepon seluler, sangat mempengaruhi terhadap keberadaan angkutan umum dan ojek.

“Kalau dulu penumpang dari luar kota mesti pakai ojek , angkodes atau prona.  Tapi sekarang dengan banyaknya HP mereka sudah saling calling-callingan dengan keluarga, minta untuk dijemput. Jadi sekarang tukang ojek dan sopir angkodes mlongo, gak mesti seharian nunggu dapat penumpang,” ujar Suwarno salah satu tukang ojek, yang ditemui TerasJatim.com di terminal Seloaji Ponorogo Jawa Timur, Selasa sore (19/01).

Sementara itu Nuryani, warga Surabaya yang sering pulang ke kampung halaman di Ponorogo, mengaku lebih nyaman dijemput keluarga dari pada harus ngojek. Selain ongkosnya dirasakan mahal, tingkat kenyamanannya tidak seperti dijemput anggota keluarganya. sendiri.

Males ngojek, selain mahal juga sering ngentol. Apalagi kalau tahu kita orang jauh, bisa jadi mangsa. Mereka pasang tarif yang tinggi,” tutur Nuryani, yang berniat sambang orangtuanya di wilayah di Sampung Ponorogo, disaat menunggu jemputan saudaranya.

Sementara itu Guridno, kepala UPT Terminal Seloaji Ponorogo mengatakan,  penurunan jumlah penumpang angkutan dalam.kota mencapai 60% lebih dibanding dulu sebelum banyak HP.

“Memang cukup signifikan mbak, penurunan jumlah penumpang untuk angkutan dalam kota seperti angkodes, prona maupun tukang ojek yang biasa mangkal di terminal Seloaji. Bisa mencapai 60% lebih dari jumlah biasanya. Kalau dulu hampir semua penumpang dari luar kota pasti menggunakan jasa ojek atau angkodes. Tapi sekarang dengan maraknya HP sudah nge-bel ke rumah untuk dijemput jam berapa. Jadi para tukang ojek dan angkodes ini cukup ngenes sekarang,” tutur Guridno.

 Lebih lanjut Guridno mengatakan, bahwa para pengusaha jasa angkutan dalam kota mesti mampu bersaing, baik dalam hal pelayanan maupun fasilitas.

“Misalkan saja dengan menggunakan armada yang ber-AC, sehingga penumpang bisa nyaman. Kalau mereka nggak mampu bersaing ya pelan namun pasti akan ditinggalkan masyarakat,” imbuh Guridno.

Masyarakat sekarang makin cerdas. Mereke bisa memilah dan memilih. Kemajuan teknologi telah menggeser peradaban masyarakat. Tinggal  bagaimana kita menyikapi setiap perubahan yang ada. (Anny/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim