Harga Kertas Makin Mahal, Penerbit Kembangkan Buku Digital

Harga Kertas Makin Mahal, Penerbit Kembangkan Buku Digital

TerasJatim.com, Surabaya – Di tengah mahalnya harga kertas dunia, hal tersebut menjadi persoalan tersendiri bagi para pelaku di industri penerbitan dan percetakan yang menggunakan bahan dasar kertas.

Tak jarang karena dihadapkan pada mahalnya harga kertas, sehingga hal tersebut  ikut mempengaruhi industri penerbitan buku di tanah air.

Dilansir dari Tempo.Co, Manajer redaksi Penerbit Mizan, Benny Rhamdani, mengatakan, kelesuan ekonomi juga berpengaruh di industri buku. “Selain daya beli masyarakat menurun, ada kenaikan harga bahan baku, yaitu kertas,” kata Benny.

Benny mengatakan, setiap kenaikan harga kertas, berdampak langsung ke harga buku.

Misalnya, tahun lalu buku dijual Rp 45 ribu. Buku dengan seri yang sama tahun ini dijual Rp 52 ribu atau Rp 55 ribu.

Sementara untuk royalti penulis, menurut Benny, penerbit sudah membuat biaya standar. “Biaya produksi lainnya, kami upayakan seminimal mungkin,” ujarnya.

Tapi untuk biaya produksi seperti kertas, kata dia, penerbit tidak bisa menekan harga.

Benny melanjutkan, sekarang industri buku berubah, tidak hanya mengandalkan buku cetak. “Sekarang kebanyakan penerbit mulai menerbitkan buku digital dan turunan lainnya,” ujarnya.

“Kalau tidak berpikir ke arah sana, mereka akan tenggelam karena persaingan di industri buku sendiri sekarang ketat.”

Biaya produksi untuk buku digital, menurut Benny, juga lebih murah. Maka harganya pun lebih murah dari buku cetak. Misalnya, novel best seller Dilan, karya Pidi Baiq, yang diterbitkan Mizan.

Buku cetak Dilan seharga Rp 69 ribu, sementara harga ebook di Google Play Store Rp 41.250.

Benny menjelaskan, biaya produksi ebook adalah editing, layout, desain, dan kerja sama dengan pihak penjual (online).

“Dibanding buku cetak, yang hilang itu biaya kertas, distribusi, dan gudang, karena buku digital tidak perlu gudang,” ujar dia. (TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim