Harga Bawang Putih Melonjak, Omzet Pedagang di Pasar Tradisional Turun Drastis
TerasJatim.com, Sidoarjo – Kabar tentang kelangkaan bawang putih di pasaran hingga harganya yang melonjak tinggi, bukanlah isapan jempol. Lonjakan harga bawang putih ini menyebabkan omzet para pedagang di pasar tradisional menurun drastis.
Seperti pantauan TerasJatim.com di pasar tradisional Porong Sidoarjo ini. Rata-rata para pedagang mengeluh sulitnya mendapatkan suplai bawang putih dari distributor. Sekali dapat suplai, harganya pun naik sekitar 50 persen.
“Harga awal yang kami dapat sekitar Rp.28 ribu. Sekarang naik menjadi Rp.43 ribu hingga Rp.50 ribu per kilogram,” ucap Herman, yang mengaku sudah berjualan di pasar Porong selama 15 tahun.
Herman juga mengaku, akibat lonjakan harga bawang putih ini, omzet dagangannya turun drastis hingga 40 persen. Sebelumnya, dagangannya laku hingga 2 kuintal. Namun kini hanya laku 50 kilogram, dan itupun yang beli hanya pelanggan tetap.
Dari informasi yang Ia dapat, kata Herman, bahwa sejumlah importir juga kesulitan untuk mengirim barang. Hal itu disebabkan karena, importir terganjal dengan sistem pengurusan bea masuk, setelah adanya kabar penyebaran virus corona di China.
“Informasi yang saya dapat seperti itu mas. Dan dan pemerintah juga membatasi impor dari negara tersebut,” ungkapnya kepada TerasJatim.com, Senin (10/02/20) sore.
Sementara itu, Yusron, pengelola pasar Porong, menyampaikan, pihaknya masih melakakukan pantauan terkait kenaikan harga bawang putih ini. Selanjutnya jika harganya naik secara signifikan, pihaknya pasti akan melaporkan ke pusat.
Menurutnya, kenaikan harga bawang putih ini terjadi setelah perayaan tahun baru Imlek kemarin. Hal itu dirasa wajar dalam tiap tahunnya, dan para pedagang juga sudah mengetahui hal tersebut. Sehingga para pedagang tidak berani memasok barang dagangannya terlalu banyak.
“Mereka tidak berani membawa kapasitas yang lebih, dan semua tergantung dari kekuatan para pembeli,” terangnya. (Den/Kta/Red/TJ)
