Gubernur Jatim Tinjau Korban Banjir di Mojokerto dan Jombang

Gubernur Jatim Tinjau Korban Banjir di Mojokerto dan Jombang

TerasJatim.com – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung bencana banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Senin (06/05/19). Setelah dari Kabupaten Mojokerto, Gubernur bersama rombongan melanjutkan penijauan banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang.

Dalam peninjauan di Kabupaten Mojokerto, Gubenur menyerahkan secara langsung bantuan sembako kepada korban banjir di 2 lokasi, yakni Dusun Tempuran sebanyak 42 KK dengan 158 jiwa, dan di Dusun Bekucuk sebanyak 238 KK dengan 950 jiwa.

Di sela-sela peninjauannya, Khofifah mengatakan, bahwa bencana banjir sudah berlangsung 6 hari dan diketahui berasal dari sumbatan sampah ranting pada 3 pintu saluran sipon. Dari 3 pintu sipon tersebut satu sudah bterbuka, yang pintu kedua sipon terbuka setengan dan satunya yang masih tertutup. Sampai dengan 11 siang hari ini (Senin, 06/05/19) ketinggian genangan air di jalan antara 60-70 cm, sedangkan di dalam rumah penduduk berkisar antara 30-40 cm.

“Bencana banjir ini karena ada persoalan hulu hilir dari luapan air yang meluber ke komunitas pemukiman penduduk. Dengan adanya bencana banjir seperti ini, maka harus banyak revitalisasi dari Balai Besar Bengawan Solo dan Brantas,” ujarnya kepada sejumlah awak media.

Dikatakan Gubernur, terdapat sendimentasi/pendangkalan sungai, karena itu harus dilakukan normalisasi dengan pengerukan, ditambah lagi sumbatan sampah ranting pohon yang menumpuk.

Di Kabupaten Mojokerto ada 3 sipon, satu yang terbuka, satunya setengah terbuka dan satu lagi tertutup. “Mudah-mudahan kalau air mulai susut, bisa dibuka yang tertutup, bisa dibersihkan yang setengah tertutup maka banjir akan segera surut,” ujarnya.

Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim sudah melakukan rapat pimpinan terbatas di Gedung Negara Grahadi untuk melakukan pemetaan. “Kalau sungai ini kewenangannya pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS). Kita saling memetakan prioritas-prioritas bisa dispot oleh APBN pada 2019 dan masuk RAPBN 2020,” ungkapnya.

Sementara, Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, mengatakan, sumbatan sampah ranting tersebut sudah terjadi sudah sejak tanggal 1 Mei lalu. Terkait hal tersebut, Pemkab Mojokerto telah melakukan tindakan penangganan bersama dengan dinas dan sektor terkait.

“Pemerintah Kabupaten Mojokerto sudah menggerakkan semua potensi dan organisasi terkait penanganan bencana banjir tersebut. Kita juga sudah siapkan logistik dan kebutuhan dapur umum untuk kapasitas 1.027 KK dari 2 dusun,” ungkap Pungkasiadi.

Di sela-sela kunjungannya, Gubernur melihat dapur umum yang didirikan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto dan korban banjir. Saat dalam perjalanan di atas perahu, Khofifah juga bertemu dengan salah satu warga korban banjir dari Desa Tempuran yang hendak melahirkan.

Usai dari Kabupaten Mojokerto, Gubernur Khofifah melanjutkan peninjauan korban banjir yang ada di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang.

Di tempat ini, Khofifah sudah disiapi perahu karet dan menyapa sejumlah warga korban banjir. Di atas perahu tersebut, Gubernur juga didampingi oleh Wakil Bupati Jombang, Sumrambah.

Dalam kunjungannya meninjau bencana banjir di Kabupaten Mojokerto dan Jombang ini, tampak Gubernur Khofifah didampingi oleh sejumlah Kepala OPD Pemprov Jatim. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim