Fosil Gajah dan Banteng Purba Ditemukan di Karangjati Ngawi

Fosil Gajah dan Banteng Purba Ditemukan di Karangjati Ngawi

TerasJatim.com, Ngawi – Sejumlah serpihan fosil gajah dan banteng purba kembali ditemukan di dua titik di sebuah tegalan di wilayah Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi Jatim.

Bahkan dari hasil penggalian lanjutan yang dilakukan Sarno (45), petani, kembali menemukan serpihan fosil dalam berbagai ukuran. Ukuran terbesar diduga bagian dari kaki gajah purba (Stegodon) dengan panjang mencapai 90 centimeter dan diameter 20 centimeter. Sementara sisanya berupa serpihan tulang yang rusak akibat terkena benda tajam saat penggalian.

Fosil-fosil tulang ini rata-rata berukuran panjang antara 3 centimeter sampai 15 centimeter dengan diameter 3 sampai 5 centimeter.

Selain fosil gajah purba, tim peneliti juga membenarkan, di antara fosil tersebut juga terdapat fosil tanduk banteng purba (Bibos paleosondaicus) dengan panjang 43 centimeter dan diameter 27 centimeter.

Guna meneliti temuan ini, tim arkeolog dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen, Provinsi Jawa Tengah datang ke lokasi penemuan.

“Kami arkeolog BPSMP Sangiran, Sragen senagaj datang untuk membantu melakukan penelitian terkait temuan fosil kaki gajah purba dan banteng purba di Desa Rejuno, Ngawi,” ujar arkeolog Niko Albertus, seperti dikutib dari website resmi Perhutani Selasa (03/04) kemarin.

Dengan didampingi perwakilan dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Ngawi serta Kepala Administratur Perum Perhutani KPH Saradan, Djohan Surjo Putro, Niko menuturkan, timnya melibatkan arkeolog biologi dan geologi sebagai pakar fosil.

Untuk bahan penelitian, selanjutnya tim membawa satu fragmen fosil serta tanah yang ada di lokasi temuan.

Pada bagian lain Niko mengungkapkan, dari hasil penelitian terkait fosil yang berusia jutaan tahun itu diperkirakan baru bisa diungkap paling cepat dua hari ke depan.

Setelah dilakukan penelitian, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani Pusat guna keperluan membawa fosil-fosil tersebut ke Museum Trinil.

“Jika sebelumnya hanya ditemukan 94 serpihan fosil, kini bertambah menjadi 297 fosil. Demi keamanan fosil-fosil yang diduga masih berserakan di lokasi temuan, kini dipasangi police line (garis polisi),” ujar Kepala BKPH Rejuno, Budi Sulaksana.

Untuk diketahui, fosil pertama ditemukan oleh seorang petani Sarno, pada Rabu (28/03) lalu. Pada temuan berikutnya dengan dibantu rekannya, Sudarmaji (50), keduanya merupakan warga Dusun Grudo, Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi.

Kedua petani ini berhasil mengumpulkan 297 serpihan fosil dari dua titik yang berdekatan. (Jnr/Bud/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim