Dua Sungai di Kota Madiun Diduga Tercemar Limbah PG Redjo Agung

Dua Sungai di Kota Madiun Diduga Tercemar Limbah PG Redjo Agung

TerasJatim.com, Madiun – Beberapa hari terakhir, warga yang bermukim di Kelurahan Tawangrejo, Kota Madiun Jawa Timur, mengeluhkan bau menyengat dan kotornya air sungai di wilayah setempat.

Bau busuk ini diduga akibat air sungai yang tercemar limbah pabrik gula Redjo Agung baru, yang saat ini tengah memasuki proses giling tebu. Kondisi air sungai yang terkontaminasi limbah berwarna hitam pekat membuat sejumlah ikan mati.

Sumadi salah seorang warga setempat mengatakan, bau menyengat yang diduga ditimbulkan akibat limbah pabrik gula sangat mengganggu aktivitas warga. Warga di sekitar lokasi pabrik gula,sudah berulang kali mengadukan pencemaran lingkungan ini kepada pihak manajemen pabrik. Namun belum ada tanggapan.

Sementara itu, menyikapi keluhan warga, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Madiun telah melakukan pengecekan di dua lokasi sungai di wilayah Kota Madiun.

Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran KLH Kota Madiun, Feti Indriani mengatakan, hasil pengecekan di sungai Sono yang merupakan buangan PG Redjo Agung, kondisi suhu air tinggi, yakni 46 derajat celcius atau di atas rata-rata suhu normal 27-35 derajat celcius, sedangkan kondisi potensial hidrogen (pH) normal, yakni 7,3 sesuai baku mutu.

KLH meminta manajemen PG Redjo Agung baru, memaksimalkan cooling tower atau menara pendingin, agar suhu air tetap stabil. Hasil pengecekan di lapangan, kondisi cooling tower yang dimiliki PG Redjo Agung tidak berfungsi maksimal. Menurut Feti, jika suhu air dibiarkan tinggi, dampaknya ikan akan mati.

Sementara itu, hasil pengecekan di sungai selatan pom bensin Basuki Rahmat,  Kelurahan Tawangrejo, petugas belum berani menyimpulkan penyebab kondisi air yang pekat. Tetapi berdasarkan pemantauannya, hal ini cenderung disebabkan limbah domestik atau rumah tangga. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan ada indikasi limbah dari PG Redjo Agung Baru.

“Dari limbah Redjo Agung nggak ada yang dikeluarkan di sana ya (Sungai Tawangrejo), karena di izin kita limbah dikeluarkan atau dibuang di sungai Sono. Terus untuk pH airnya tadi normal, hanya saja yang bermasalah ada di suhu, agak tinggi. Kita sudah kroscek sama PG Redjo Agung, karena Cooling Towernya tidak berfungsi maksimal,” ungkap Feti.

Terpisah, Kepala Pabrikasi PG Redjo Agung Baru, Imam Nur Slamet mengaku, limbah hasil penggilingan di PG Redjo Agung tidak mengalir di sungai Kelurahan Tawangrejo. Menurut Imam, sesuai izin yang diberikan pemerintah kota, limbah cair PG Redjo Agung dibuang di sungai Sono Madiun.

Sementara berkaitan dengan cooling tower, manajemen akan memaksimalkan kinerja tiga unit menara pendingin yang dimiliki dengan merekondisi. Selain itu, manajemen pabrik pada tahun 2017 mendatang juga berencana menambah satu unit cooling tower.

“Kalau sesuai izin memang limbah PG keluarnya di sini (Sungai Sono). Langkah kami tentunya memaksimalkan kinerja cooling tower yang ada, sementara saat ini ada tiga unit. Memang idealnya kapasitas cooling tower kita ada di 4.000 meter kubik, sedangkan saat ini kita masih ada di 3.600 meter kubikan,” katanya. (Bud/Red/TJ/KBRN)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim