Di Universitas Muhammadiyah Malang, KPK Ajak Mahasiswa Lawan Suap dan Korupsi

Di Universitas Muhammadiyah Malang, KPK Ajak Mahasiswa Lawan Suap dan Korupsi

TerasJatim.com, Malang – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, Kamis (13/10).

Dalam acara yang bertemakan “Menyiapkan Generasi Hukum yang Bersih dan Antikorupsi” ini, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK, Sudjanarko berkesempatan hadir untuk berbicara.

Di hadapan ratusan mahasiswa, Sujanarko menjelaskan bahwa setelah lulus nantinya mahasiswa senantiasa diharapkan memegang teguh tiga hal penting, yaitu antikorupsi, berspesialisasi, dan berintegritas.

Ber-antikorupsi artinya harus bertekad untuk tidak melakukan korupsi dalam bentuk apapun, ber-spesialisasi dimaksudkan agar apapun profesinya, haruslah menjalankan pekerjaan sesuai jobdesk yang sesuai dengan bidang profesionalnya.

Posisi Indonesia sebagai 20 besar negara terkorup ini mendorong KPK menanamkan mental antikorupsi terhadap setiap warga negara termasuk mahasiswa.

Sujanarko mengungkapkan, pihaknya mencatat, pelayan publik pemberi suap terbanyak adalah kepolisian. Ia menjelaskan, dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara, polisi Indonesia paling banyak melakukan suap, yakni mencapai 75 persen. Sedangkan jaksa, hakim, serta penyidik lainnya sebesar 66 persen, sementara instansi pendidikan sebesar 21 persen.

“KPK sempat terheran, karena malah swasta-lah yang paling banyak kasusnya. Jelas, uang yang dimiliki swasta berkali-kali lipat dibandingkan APBN. Misalnya, APBN sebesar 600 triliun, uang yang dimiliki swasta bisa 1.500 triliun. Uang inilah yang digunakan untuk ‘mempermainkan’ para pejabat negara. Padahal, KPK tidak berwenang menindak swasta. Ini masalahnya,” urai Sujanarko.

Pada acara ini, antusiasme ratusan mahasiswa yang menjadi peserta tampak dari banyaknya pertanyaan bernada kritis kepada Sujanarko. Salah satu yang dianggap menarik olehnya adalah pertanyaan tentang hal apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu KPK.

“Orang-orang terbaik dari Fakultas Hukum di Indonesia ini yang nantinya akan jadi generasi penerus kami di KPK. Saat ini KPK memiliki program Indonesia Memanggil. Lewat program ini, KPK akan berkeliling ke kampus-kampus untuk mencari mahasiswa akhir siap lulus yang berintegritas dan berkomitmen tinggi untuk bergabung dengan KPK,” jawabnya.

Sementara, Dekan FH UMM Sulardi membenarkan adanya program Indonesia Memanggil KPK. Sampai saat ini, UMM sering mengajukan alumninya untuk mengikuti seleksi menjadi bagian dari KPK. Sulardi menegaskan, tantangan lulusan FH untuk masuk ke dunia hukum sebagai penegak hukum terbilang susah.

Pasalnya, para koruptor kini mempunyai gate keeper, yakni pihak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan koruptor seperti hubungan darah  atau bisnis, bahkan tidak berada pada lokasi yang berdekatan, tapi pihak itulah yang ‘bertugas’ untuk menyimpan uang-uang jarahan para koruptor.

“Lewat kuliah umum ini kami tanamkan jiwa bersih dan antikorupsi, apalagi pesertanya mahasiswa baru. Nantinya, ketika mereka berkiprah di dunia kerja, mereka akan menjadi profesional yang berintegritas seperti yang dikatakan Pak Sujanarko,” ujar Sulardi. (Kta/Red/TJ/ROL)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim