Debat Pilkada Kabupaten Malang, Sempat Panas

Debat Pilkada Kabupaten Malang, Sempat Panas

TerasJatim.com, Malang – Debat pilkada calon Bupati dan Wakil Bupati Malang periode 2015-2020, yang dilaksanakan di Aula Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Malang, sempat memanas, saat sesi saling tanya  jawab antar paslon.

Dimana saat itu paslon nomer urut 2, Dewanti Rumpoko–Masrifah yang menyinggung  tentang pendidikan gratis. Kemudian oleh paslon Rendra Kresna–Sanusi yang diusung partai Golkar, Gerindra , PKB, Demokrat, PPP dan Nasdem itu menjawab, bahwa pendidikan tidak ada yang gratis. Karena secara nasional pendidikan dasar semenjak SD sampai SMP sudah dibiayai oleh pusat. Artinya pendidikan gratis yang dijanjikan itu sangat tidak relevan dan hanya janji belaka. ”Negara itu sudah menggratiskan pendidikan dasar tersebut gak betul,” ujar Rendra Kresna.

Paslon nomer urut 1 menjanjikan akan melakukan revolusi mental berbasis agama, karena saat ini nilai-nilai mencintai kebangsaan sangat kurang. Rencananya untuk program rasa dan jiwa Nasionalisme ke depan, pihaknya akan menekankan pada sektor pertanian, peternakan dan perikanan serta usaha kecil menengah yang bersasis niatan cinta tanah air. Rendra juga mengakui jika pendidikan tidak bisa dikelolah oleh pendidikan negeri saja, tetapi juga berkat dukungan dari lembaga swasta yang lain, yang sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan rakyat. Sehingga untuk mendukung pendidikan yang maju tetap memerlukan biaya.

Sedangkan paslon nomer urut 2, Dewanti Rumpoko–Masrifah yang diusung PDI Perjuangan ini, mengambil tag line “Malang Anyar,” dengan mengangkat isu tentang sektor pariwisata di Kabupaten Malang yang perlu adanya inovasi dan penanganan agar bisa dinikmati warga Kabupaten Malang.

Pihaknya juga berjanji akan memberikan sekolah gratis, yang  bisa dilaksanakan melalui Bosda. “Kita harus bisa berubah, agar SDM  bisa maju dan bermutu,” ujarnya.

Menurutnya, selama dirinya melakukan blusukan, akses warga untuk mendapatkan KTP dan Akte sangat sulit, karena alasan teknis pengajuan yang berbelit belit. Pihaknya menjanjikan dengan mobil KTP gratis. Dia juga menganggap bahwa kesulitan yang banyak dirasakan oleh warga kabupaten Malang selama  ini, disebabkan karena tidak ada niatan secara serius dari birokrat di Kabupaten Malang. Ketika disinggung mengenai adanya perbedaan antara Kabupaten Malang dan Batu, Dewinta berujar, bahwa kondisinya sangat berbeda dalam pengelolahanya.

Sementara itu suasana di luar ruangan aula debat, kondisinya juga ikut memanas. Hal ini dipicu setelah pendudkung nomer urut 2 yang meneriakan yel yel, yang menganggap pasangan nomer urut 1  kurang kreatif,  dalam menata parwisata di Kabupaten Malang, dan menganggap masih belum ada pemerataan kesejahteraan bagi rakyat Kabupaten Malang. (Sla/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim