Dampak Banjir dan Tanah Longsor di Trenggalek, 7500 Rumah Warga Rusak

Dampak Banjir dan Tanah Longsor di Trenggalek, 7500 Rumah Warga Rusak

TerasJatim.com, Trenggalek – Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur beberapa hari lalu, menyisakan derita bagi sekitar 30 ribu jiwa warga. Dari musibah tersebut, tercatat sekitar 7.500 rumah rusak.

“Dengan jumlah kerusakan sebesar itu, merupakan skala yang tidak bisa ditanggung oleh Kabupaten dan harus ada bantuan dari Pemprov Jatim, serta tak menutup kemungkingan bantuan dari pihak swasta agar aktifitas masyarakat bisa kembali normal,” kata Bupati Trenggalek Emil Dardak, saat melakukan peninjauan lokasi bersama Wagub Jatim Drs Saifullah Yusuf, Jumat (19/08) kemarin.

Rombongan pejabat melakukan peninjauan di tiga titik lokasi banjir dan longsor, termasuk akses jalan yang tertutup di Desa Ngadimulyo yang merupkan satu-satunya akses menuju wilayah Munjungan.

Dari Ngadimulyo, mereka kemudian mendatangi Desa Ngrayung untuk melihat wilayah itu yang saat banjir terendam lebih dari 1 meter, dan dilanjutkan untuk meninjau jembatan yang putus di Desa Sukorejo.

Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf mengatakan, meski musibah banjir telah usai, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memulihkan kembali beberapa akses sosial ekonomi masyarakat yang mengalami kerusakan.

“Perbaikan beberapa jembatan yang rusak, membersihkan jalan dari bebatuan tanah longsor, membangun kembali fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan rumah warga, itu untuk sementara yang terpenting,” ucapnya.

Lanjut Gus Ipul, sapaan Syaifullah Yusuf, diharapkan langkah cepat dari pemkab untuk bekerjasama dengan pihak terkait untuk memetakan akses ekonomi dan sosial yang rusak. Kemudian hasilnya segera disampaikan ke Gubernur Jatim untuk memperoleh bantuan sesuai kebutuhan.

“Tujuannya agar semua kegiatan ekonomi dan akses akses umum bisa kembali digunakan. Data kerugian harus segera dibuat agar masyarakat bisa memanfaatkan semua fasilitas seperti semula,” pungkasnya.

Terpisah, Gubernur Jatim Soekarwo menyebut perlu segera dibangun tanggul penahan air di tiga kecamatan di Trenggalek. Yakni Kecamatan Munjungan, Kampak, dan Bandungan. Tujuannya, agar ketika hujan, air tidak langsung mengalir ke daratan yang lebih rendah sehingga tidak terjadi banjir bandang dan tanah longsor.

Namun, sampai saat ini pihaknya mengaku belum mendapat konfirmasi tentang waktu pembangunan plengsengan. “Yang pasti saya sudah telepon Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pusat untuk minta segera dibangun plengsengan,” jelasnya di kantor Gubernur kemarin. (Bud/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim