Curah Hujan Tinggi, Petani Tembakau dan Cabai di Situbondo Terancam Gagal Panen

Curah Hujan Tinggi, Petani Tembakau dan Cabai di Situbondo Terancam Gagal Panen

TerasJatim.com – Situbondo,- Ratusan hektare tanaman tembakau dan cabai di Kabupaten Situbondo, Jatim, terancam gagal panen karena peruban iklim tak menentu.

Para petani tembaku dan cabai mengaku resah atas harga hasil panen mereka yang turun di pasaran akibat curah hujan yang cukup tinggi 2 bulan terakhir ini. Sehingga sebagian petani pun memanen lebih awal tanaman mereka untuk mengurangi kerugian yang lebih besar lagi.

Maryoto (40), seorang petani asal Desa Tlogosari Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo, mengaku rugi jutaan rupiah lantaran tanaman tembakau dan cabainya beberapa hari digenangi air hujan, sehingga mengakibatkan tanaman yang siap panen menjadi  rusak .

“Wah repot mas kalau  terus-terusan hujan seperti sekarang ini. Hasil tembakau dan cabe saya sudah tidak akan memuaskan. Ada 3 hektar milik saya digenangi air dan tanaman tembakau jadi rusak. Ini pasti (harganya) turun di pasaran,” keluhnya kepada TerasJatim.com, Sabtu (09/12).

Menurut Maryoto, di desanya merupakan salah satu sentra penghasil tembakau terbesar di Situbondo yang saat ini sedang menghadapi masalah besar terhadap hasil pertaniannya. Sebab faktor hujan akan berpengaruh terhadap kualitas tembakau panenan pertama.

“Jika dalam minggu-minggu ke depan hujan turun, bisa dipastikan panen gelombang kedua dan ketiga juga tidak akan menghasilkan tembakau yang berkualitas bagus,” ujarnya.

Hal yang sama juga dialami Riswan, petani warga Desa Kayumas Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo. Dia mengaku tanaman tembakau dan cabainya seluas 1 hektar lebih terancam rusak dimakan ulat yang merupakan dampak curah hujan tinggi. Meski tidak menyebutkan secara rinci, ia memastikan akan mengalami kerugian jutaan rupiah.

Menurut Riswan, meskipun tembakau asal desanya dikenal dengan kualitasnya yang baik dan tembus hingga ke beberapa negara, namun bila curah hujan akan terus tinggi, para petani was-was dan tiak jarang bisa gagal panen. Selain merugi, dipastikan hasil panen mereka tidak bisa memenuhi permintaa kuota ekspor.

“Gagal panennya itu karena penanamannya sulit dan pertumbuhannya juga sulit karena hujan terus. Cuaca sama sekali tidak mendukung,” ujarnya.

Riswan menambahkan, dia dan rekan-rekannya sesama petani sudah mendengar kabar dari petani di kawasan penghasil tembakau lain di Situbondo yang mengalami gagal panen total.  Harapan terakhirnya kini adalah sisa daun tembakau yang masih menunggu dipetik dan diharapkan bisa selamat serta harganya bagus di pasaran.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Kabupaten Situbondo Farid Kuntadi memaparkan, hujan yang terus turun di musim ini disebabkan oleh anomali cuaca. Anomali semacam ini tidak dapat diprediksi dalam jangka panjang dan tidak terjadi setiap tahunnya.

“Sektor pertanian memang akan menerima dampak yang sangat besar karena tanaman untuk musim kemarau rata-rata tidak tahan terhadap hujan,” ujar Farid, Sabtu (09/12).

Solusinya, menurut Farid,  adalah perubahan pola pikir dan pola kerja petani yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

Farid, menjelaskan, komoditi pertanian yang sangat rentan dengan air hujan seperti tembakau dan cabai itu memang terpengaruh. Masyarakat harus melakukan antisipasi, semisal dengan membuat saluran air atau drainase yang lebih baik sehingga air hujan tidak menggenangi tanaman mereka.

Ia mengatakan, jika tembakau terus turun mungkin petani akan menanam cabai atau sayuran. Tapi dari pengalaman harga kedua komoditi ini sangat fluktuatif dan tergantung pedagang pasar, dan resikonya terlalu besar.

“Harga cabai bisa naik atau turun tiga kali dalam sehari. Jadi, bagaimanapun bagi petani masih ingin bertahan di tembakau, karena fluktuasinya tidak terlalu besar dan mereka langsung bisa menjualnya ke perwakilan pabrik rokok,” tandasnya.

Informasi yang diperoleh TerasJatim.com dari beberapa sumber menyebutkan, beberapa kawasan penghasil tembakau di Situbondo mengalami gagal panen dan dapat dipastikan para petani mengalami kerugian besar. (Edo/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim