Bulog Akui Stok Beras Medium Hampir Habis

Bulog Akui Stok Beras Medium Hampir Habis

TerasJatim.com, Surabaya – Kabar menipisnya stok beras Perum Bulog pada akhir tahun nanti, ternyata bukan sekedar rumor, tetapi memang kenyataan.

Bulog, seperti dikemukakan Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, mengakui kesulitan menambah stok pengadaan beras untuk Public Service Obligation (PSO), yang alokasinya untuk penyaluran raskin (beras untuk masyarakat miskin) dan cadangan beras pemerintah.

“Ini tak terlepas dari kurangnya pasokan beras di sejumlah sentra pertanian. Karena itu kami hanya bisa menyerap beras jenis premium atau yang bisa dijadikan stok komersial,” katanya.

Namun, ia mengatakan, stok Bulog sampai akhir tahun memang diprediksi mencapai 1,5 juta ton dengan asumsi Bulog menyerap sebanyak 992.210 ton beras dalam tiga bulan kedepan.

Namun, beras yang diserap itu jenis komersial. Sementara sampai akhir tahun diperkirakan stok beras PSO paling banyak hanya 100.000 ton.

Wahyu mengatakan, bila El Nino berlangsung hingga Februari tahun depan, maka kondisi ini akan sangat menyulitkan bulog.

“Kalau sampai Februari masih El Nino ya salah satu opsinya pemerintah memang harus mengimpor,” ujarnya.

Seperti diketahui, kelangkaan beras jenis medium di pasaran sudah mulai terjadi sejak dua bulan terakhir. Sulitnya mencari beras medium yang dibeli Bulog sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) seharga Rp 7.300 per kilogram (kg) berdampak pada penurunan stok beras medium milik Bulog.

Berdasarkan data stok beras di gudang Bulog, per akhir September 2015, Bulog hanya memiliki 1,1 juta ton beras medium dari total stok beras yang mencapai 1,7 juta ton. Sementara sisanya adalah beras premium.

Wahyu menyebutkan bahwa Bulog memerlukan stok beras medium lebih banyak, karena selain untuk menyalurkan program beras sejahtera (rastra) atau biasa disebut raskin, Bulog juga harus menggelar operasi pasar jika harga di pasar mulai bergejolak.

Saat ini Bulog hanya bisa menyerap beras jenis premium yang harus dibeli Bulog dari petani di atas HPP. Bulog pun memasang target bisa menyerap 900.000 ton dalam tiga bulan ini sehingga stok beras premium bisa mencapai 1,5 juta ton di akhir tahun.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman selalu mengelak bila ditanya soal impor beras. Namun ia juga tidak membantah peluang adanya impor beras dalam beberapa bulan kedepan. Selain itu, ia juga mengakui kalau pasokan beras medium IR2 atau stok beras PSO di Bulog sudah menipis.

“Berkurangnya pasokan beras PSO ini sudah wajar terjadi karena saat ini memasuki musim kering. Di musim kering tentu saja pasokan beras tidak sebanyak saat panen raya,” katanya.

Namun Andi juga mengingatkan bahwa di musim kering, justru kualitas beras itu bagus, dan otomatis harganya juga tinggi. (Ep/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim