Budaya Cek Kesehatan Pas Sakit, Dinkes Sebut Warga Pacitan Mayoritas

TerasJatim.com, Pacitan – Sebagian besar masyarakat, termasuk di Kabupaten Pacitan, Jatim, saat melakukan pemeriksaan kesehatan diri ketika mereka sudah sakit. Apakah fatal? Simak!
Beberapa hari lalu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat cenderung memeriksakan penyakit hanya ketika mereka sudah terjangkit penyakit.
“Budaya kita adalah memeriksa diri saat kita sudah sakit… itu seperti mendekati liang lahat,” katanya kepada Reuters, dengan judul jika diterjemahkan; Indonesia luncurkan pemeriksaan kesehatan gratis senilai $183 juta untuk mencegah kematian dini.
Kecenderungan tersebut, seolah juga sudah mengakar di kota 1001 gua, dengan beragam dalih pun dalil yang tertuang dari lisan. Meski tidak ada data jumlah, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat tak menampik perihal tersebut.
“Memang, sebagian besar masyarakat masih banyak yang datang ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) pada saat sakit, karena juga belum ada keluhan,” ujar dr. Daru Mustikoaji, Kepala Dinkes Pacitan, Rabu (12/02/2025).
Pemeriksaan sudah dalam keadaan sakit, lanjut dr. Daru, tentunya akan lebih baik jika ada skrining, atau pemeriksaan untuk mengetahui risiko maupun masalah kesehatan seseorang. Sehingga, selain penyakit bisa dicegah, tentunya tidak menutup kemungkinan dapat meminimalisir biaya kesehatan yang besar.
Dengan deteksi dini, kata dia, faktor risiko kesehatan bisa diketahui sedari awal. “Prinsipnya, kalau yang punya risiko bisa dicegah. Yang sudah ada penyakit tidak menjadi lebih berat, dan yang berat tidak menjadi fatal,” terang Kadinkes.
“Alhamdulillah, sekarang sudah ada program screening (skrining) gratis bagi seluruh masyarakat,” sambung dia, yang kemudian menjelaskan progam medical chek up gratis.
Diketahui, program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) tersebut merupakan progam pemerintah pusat yang baru-baru ini diluncurkan. Kebijakan itu didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp3,2 triliun.
PKG, punya tujuan guna meningkatkan efektifitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian serta kecacatan. Mulai dari balita hingga lansia. Cek kesehatan tersebut meliputi, pemeriksaan indera pendengaran, penglihatan, gigi dan mulut, obesitas, diabetes melitus, hipertensi, faktor risiko jantung stroke, kanker hingga kesehatan jiwa.
Pemeriksaan tersebut juga dikelompokkan berdasarkan usia. Untuk balita, difokuskan pada penyakit bawaan lahir. Remaja fokus pada obesitas dan gigi. Kemudian dewasa, fokus pada deteksi dini kanker. Sedangkan lansia, difokuskan pada alzheimer, osteoporosis dan kesehatan umum terkait penuaan.
Sebagai prasyarat, orang yang berhak mendapat pemeriksaan kesehatan secara cuma-cuma, adalah orang yang pada hari itu berulang tahun. Progam ini kata pemerintah, sebagai kado kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan. “Masyarakat yang berulang tahun, cukup datang ke puskesmas dengan membawa kartu identitas (KTP),” tukasnya. (Git/Kta/Red/TJ)