Brantas Acarita, Wujud Syukur Jaga Kelestarian Sungai

Brantas Acarita, Wujud Syukur Jaga Kelestarian Sungai

TerasJatim.com, Batu – Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah XI Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, menggelar acara Brantas Acarita, di Arboretum, Desa Sumber Brantas, Kota Batu Jatim, Rabu (23/08/2023).

Acara yang bertajuk “Merawat Brantas untuk Kehidupan Berkelanjutan” ini, dilaksanakan melalui kegiatan kenduren atau syukuran, yang kemudian dilanjutkan dengan tanam pohon dan seminar diskusi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Hudiyono, mengatakan, Brantas Acarita ini tak lepas dari sejarah besar bangsa Indonesia. “Kali Brantas menjadi urat nadi infrastruktur transportasi perdagangan sejak era Kerajaan Kediri hingga Majapahit. Dengan catatan sejarah itu, maka merawat Kali Brantas untuk menjaga keberlanjutan kehidupan ini menjadi sangat penting,” ujarnya.

Salah satunya, kata Hudiyono, melalui pendekatan kultur budaya seperti kenduren atau tasyakuran sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah diberikan. “Syukuran ini menjadi doa yang diwujudkan melalui pendekatan budaya. Ada bancakannya, ada doanya dan juga musik karawitan sebagai salah satu warisan budaya asli Jatim,” ungkapnya.

Prosesi upacara syukuran dilakukan dengan doa dan membawa tumpeng lengkap serta 5 kendi ke Titik Nol Sumber Brantas. Kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon di lokasi Arboretum yang menjadi wilayah konservasi sumber mata air.

Alasan dipilihnya Arboretum Sumber Brantas, sambung dia, karena menjadi sumber atau titik nol Wilayah Sungai Brantas yang juga masuk lereng kawasan Gunung Arjuno. Terdapat puluhan titik mata air di Sumber Brantas yang semuanya bermuara ke Kali Brantas.

“Yang patut disyukuri adalah sumber mata air di Sumber Brantas ini terus mengalir walau di musim kemarau. Untuk sumber utama yang jadi titik nol Brantas ini debitnya sekitar 3 liter per detik dan terus mengalir setiap saat,” sebutnya.

Sekadar diketahui, Kali Brantas yang membentang 320 km melintasi 14 kabupaten/kota di Jatim dari Kota Batu hingga muaranya di Surabaya ini masih menjadi urat nadi kehidupan bagi 46,7 persen penduduk Jatim.

Pasalnya, air dari Kali Brantas ini masih menjadi sumber irigasi pertanian dan air bersih untuk masyarakat yang diolah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Selain syukuran dan penanaman pohon, Brantas Acarita juga diisi dengan kegiatan seminar yang menghadirkan akademisi dan budayawan, yang diikuti para pelajar dari Kota Batu. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim