BPBD Jatim Catat Pacitan dan Sidoarjo Daerah Terparah Alami Bencana

BPBD Jatim Catat Pacitan dan Sidoarjo Daerah Terparah Alami Bencana

TerasJatim.com, Surabaya – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim mencatat, sepanjang 2017, Kabupaten Pacitan dan Sidoarjo merupakan dua wilayah terparah yang mengalami bencana jika dibanding kabupaten/kota lain di Jatim.

Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Sudarmawan mengatakan, untuk tahun ini, terdapat 382 bencana tersebar di 38 kabupaten/kota.

“Di Pacitan adalah bencana banjir dan longsor, sedangkan di Sidoarjo bencana angin puting beliung. Total ada sebanyak 141 titik banjir sedangkan kejadian angin puting beliung terjadi sebanyak 35 di sejumlah daerah di Jatim,” ujar Sudarmawan.

Ia menjelaskan, di Pacitan, terdapat sekitar empat kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air rata-rata 50-100 sentimeter, yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari, san Ngadirejo. Kondisi tersebut membuat sekitar 16.953 warga setempat mengungsi.

Tanah longsor, sambungnya, terjadi di beberapa wilayah di Pacitan, antara lain di jalan di Kecamatan Arjosari dan di Desa Mentoro, Kecamatan Pacitan. Longsor juga terjadi di pemukiman warga di wilayah Desa Karanganyar dan Desa Karangnongko di Kecamatan Kebonagung.

“Soal data detailnya untuk bencana di Pacitan masih dalam pendataan, namun bencana di Pacitan terparah karena cakupannya luas dari daerah lainnya,” ujar Sudarmawan.

Sudarmawan mengungkapkan daerah terparah kedua terjadi bencana di Jatim adalah Kabupaten Sidoarjo, yakni angin puting beliung. Ada tiga desa diterjang bencana angin puting beliung, yaitu Desa Tambakrejo, Desa Tambak Sawah, dan Desa Tambak Sumur di Kecamatan Waru. Akibatnya, 902 bangunan rusak.

Sementara, di tempat yang sama, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi menambahkan, masyarakat yang ada di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo diminta tetap mewaspadai ancaman banjir seiring meningkatnya debit air karena curah hujan yang mulai tinggi.

“Mulai dari Ngawi, Madiun, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik terutama yang rumahnya berdekatan dengan sungai Bengawan Solo harus tetap waspada jika sewaktu-waktu air meluap,” urainya.

Yanuar menilai seluruh daerah yang teraliri sungai Bengawan Solo perlu siap siaga setiap waktu, terlebih saat ini curah hujan cukup tinggi. Hal tersebut, menurut Yanuar, merupakan upaya preventif dan antisipatif agar tidak ada korban jiwa ketika tiba-tiba terjadi banjir. (Luk/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim