Beredar, Foto Kepala Sekolah ASN di Lamongan Bersama Cabup dengan Pose 1 Jari
TerasJatim.com, Lamongan – Beredar foto seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) bersama Calon Bupati Lamongan dari Pasangan Calon (Paslon) nomor 1 dengan mengenakan kaos dan kemeja bewarna biru, serta menunjukkan gaya jari yang sama yakni 1 jari.
Ketika dikonfirmasi awak media, ASN yang dididuga merupakan kepala sekolah di salah satu SMA Negeri tersebut mengaku, jika foto itu diambil sekitar 3 bulan yang lalu pada saat menghadiri acara aqiqoh seorang anak dari keluarga di Surabaya.
“Foto itu pas ada acara aqiqahan di Surabaya. Kebetulan masih keluarga dan sama-sama tilik (menjenguk) bayi,” kata MK, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pribadinya, Kamis (15/10/20).
Namun saat ditanya tentang maksud 1 jari itu, MK berkilah bahwa jari 1 itu adalah simbol kelahiran anak pertama, “Aqiqohan anak (bayi yang dijenguk) ke 1 mas,” imbuhnya.
Lebih jauh, saat ditanya apakah ada unsur dukungan kepada calon bupati tersebut, MK justru enggan menjawab. Bahkan nomor WhatsApp awak media langsung diblokirnya. “Saya mau nyopir mobil mas,” pungkasnya.
Sementara itu, Divisi Pengawasan Humas dan Hubal Bawaslu Lamongan, Mohammad Nadhim, mengaku pihaknya masih belum bisa memastikan terkait adanya dugaan pelanggaran ASN tersebut. Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih harus melakukan pengkajian terkait tujuan foto tersebut.
“Untuk menyimpulkan sebuah peristiwa terdapat dugaan pelanggaran atau tidak, kami harus melihat fakta secara komprehensif dan bukan hanya dari foto tunggal, yang meliputi apa perbuatannya, kapan dilakukan, dimana dan bagaimananya. Semisal di Surat Edaran KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara) disebutkan foto bersama bakal calon (a) atau calon kepala daerah atau wakil kepala daerah dengan mengikuti simbol gerakan tangan yang mengindikasikan keberpihakan,” sebutnya.
“Untuk itulah kami butuh kejelasan kapan foto itu dilakukan. Apakah yang bersangkutan sudah menjadi bakal calon atau bahkan sudah jadi calon,” tambahnya.
Sebelumnya, dugaan keikutsertaan kepala sekolah (SMA) juga sempat dilaporkan oleh Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LPKPK) ke Bawaslu Lamongan.
Dalam laporannya tersebut, oknum kepala sekolah itu diduga berkampanye untuk salah satu paslon bupati dan wakil bupati yang berkontestasi di Pilkada Lamongan.
Namun hingga kini masih belum ada keterangan resmi dari Bawaslu terkait tindak lanjut laporan itu. (Def/Kta/Red/TJ)
