Banyuwangi Tanggap Stunting, Siapkan Anggaran Rp 7,7 Miliar

Banyuwangi Tanggap Stunting, Siapkan Anggaran Rp 7,7 Miliar

TerasJatim.com, Banyuwangi – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi Jatim menggelar pertemuan evaluasi terkait pemberian makanan tambahan bagi balita stunting dan ibu hamil resiko tinggi, pada Kamis (02/11/2023) kemarin.

Dalam upaya memonitoring dan mengevaluasi kegiatan penanganan pencegahan stunting, Dinkes Banyuwangi mengundang sejumlah pejabat untuk mengikuti pertemuan ini, baik secara tatap muka maupun daring.

Pertemuan tatap muka dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Camat se-Kabupaten Banyuwangi, Bendahara Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi, Kader BTS 217 Desa/Kelurahan, Ketua Bidang IV TP PKK Kabupaten Banyuwangi, Ketua TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi, dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Banyuwangi.

Sementara itu, pertemuan secara daring dihadiri oleh Kader TPK, Kader Posyandu, Koordinator gizi Puskesmas, Koordinator KIA Puskesmas, dan Ketua TP PKK Desa.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Hanifan menjelaskan, total peserta yang terlibat dalam kegiatan ini mencapai sekitar 350 orang.

“Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan. Dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memfokuskan upaya pada penurunan angka stunting. Salah satu langkah inovatif yang diterapkan adalah program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS),” jelasnya kepada TerasJatim.com.

Dia menambahkan, dalam BTS, Kabupaten Banyuwangi mengucurkan anggaran kurang lebih Rp7,7 miliar untuk penanganan balita stunting dan ibu hamil resiko tinggi.

“Anggaran itu langsung diturunkan kepada seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Dari Kabupaten Banyuwangi itu secara by address, sudah diketahui berapa balita stuntingnya, Kemudian berapa ibu hamil resiko tingginya,” ungkap Hanifan.

Dari anggaran tersebut, sambung dia, balita stunting dan ibu hamil resiko tinggi akan mendapatkan bantuan makanan seperti daging, telur, ayam, dan lain sebagainya.

Hanifan menuturkan, dari hasil analisis yang sudah dikumpulkan di beberapa informasi data Dinas Kesehatan Banyuwangi, salah satu upaya untuk pencegahan stunting, mulai pada saat masa kehamilan.

“Tadi dikatakan sama dokter Andre, yaitu dokter spesialis anak, bahwa penyumbang pada saat masa kehamilan itu kurang lebih di angka 20%, sehingga ini perlu dilakukan suatu penanganan dan pencegahan yang sedini mungkin,” beber dia.

Dengan upaya penanganan dan pencegahan stunting, diharapkan agar tidak ada kelahiran balita stunting pada ibu hamil yang memiliki resiko tinggi.

Hanifan memberikan contoh beberapa risiko tinggi pada ibu hamil, diantaranya seperti kekurangan energi kronis (KEK), hipertensi, yang memerlukan perhatian khusus.

“Terutama pada ibu hamil yang memiliki resiko akan melahirkan balita dengan berat badan lahir rendah (BBLR), karena BBLR itu merupakan salah satu resiko nanti akan terjadi stunting kalau tidak dilakukan penanganan dengan baik,” tukasnya.

Di Banyuwangi, dalam penanganan stunting mengupayakan pada balita kurang dari 2 tahun untuk mendapatkan pemberian makanan tambahan (PMT).

“Nanti kalau misalkan ibu hamil ini yang resiko tinggi itu tidak melahirkan balita stunting, maka ya sudah untuk asupannya dihentikan. Tetapi kalau misalkan ibu hamil yang resiko tinggi ini melahirkan balita stunting, maka bantuan ini diteruskan sampai dengan balita atau ibu hamil itu tidak memiliki resiko,” terangnya.

Pemkab Banyuwangi terus berkomitmen dalam mengatasi masalah stunting dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait. Selain itu dalam pencegahan stunting tidak bisa ditangani secara sendiri-sendiri, maka harus secara keseluruhan dan semua pihak harus ikut terlibat dalam penanganan stunting.

“Tidak bisa hanya satu sektor, misalkan Dinas Kesehatan saja ya tidak bisa. Jadi seluruh pemangku kebijakan seluruh sumber daya yang ada di kita itu, harus ikut berkontribusi di dalam penanganan stunting. Jadi kita bersinergis berkoordinasi di dalam upaya penurunan dan penanganan stunting,” pungkasnya. (Ris/Nng/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim