Antisipasi Bencana, Pemprov Jatim Siapkan Kampung Siaga Bencana

Antisipasi Bencana, Pemprov Jatim Siapkan Kampung Siaga Bencana

TerasJatim.com, Surabaya – Menyikapi hasil tim riset Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait adanya kemungkinannya terjadi potensi tsunami di sepanjang pantai Selatan Jabar dan Jatim, Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Tsunami yang digelar secara virtual, Selasa (29/09/20) sore.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hasil tim riset ITB tersebut diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pemerintah, sehingga bisa mengantisipasi serta mengambil langkah bijak disetiap daerah.

“Informasi harus disampaikan dengan bijak ke masyarakat, sehingga tidak terkesan menakut-nakuti,” harapnya.

Menurut Khofifah, sejak tahun lalu Jatim telah mempunyai kampung siaga bencana dan desa tangguh di daerah-daerah yang rawan bencana. “Di desa siaga bencana dilatih beberapa orang agar tahu cara mengantisipasi jika terjadi bencana,” ungkapnya.

Sementara, perwakilan BMKG Pasuruan, Suwarto menyampaikan, beberapa alat dan teknologi untuk mendeteksi gempa dan tsunami sudah dipasang di banyak wilayah di desa siaga bencana. Di antaranya 40 accelorograph, 11 DVB, 1 WRS, 18 WRS NewGen, 15 intensity meter, 1 Magdas, 4 sirine, 24 seismograph, 5 seismograph SP, dan 3 tide gauge.

“Dengan terpasangnya alat dan teknologi pendeteksi ini, diharapkan masyarakat dapat di daerah rawan bencana bisa mendapatkan informasi lebih awal sebelum bencana datang,” harapnya.

Sedangkan menurut Abdul Muhari, narasumber dari BNPB menyampaikan, desa-desa di pesisir harus diperhatikan sebelum terjadi tsunami, Karena perkiraan waktu evakuasi sebelum gelombang tsunami sampai ke pantai sekitar 20 menit.

“Ada banyak tanda yang bisa dijadikan acuan sebelum tsunami terjad, salah satunya jika ada gempa terjadi lebih dari 20 detik, masyarakat harus segera evakuasi jangan tunggu info dari BMKG,” imbuhnya.

Departemen Teknik Geofisika ITS, Amin Widodo menuturkan, bencana terjadi berulang-ulang, seharusnya bisa diantisipasi. Orang-orang harus segera disiapkan untuk mengantisipasi bencana, dengan memberdayakan setiap individu, keluarga, kominitas.

“70 persen yang bisa menyelamatkan diri dari bencana adalah ketangguhan individu jadi tugas kita adalah meningkatkan kemampuan setiap warga di daerah rawan bencana,” katanya.

Adi Susilo narasumber dari Universitas Brawijaya menyoroti peran media masa. Menurutnya, media sangat penting untuk meredam keresahan masyarakat dengan memberikan informasi yang benar.

Caranya lanjut dia, dengan memberikan edukasi pada media tentang ilmu kebencanaan dan mitigasi bencana, sehingga bisa menyampaikan maksud para pakar dan ilmuwan dalam menganalisa temuannya dan tidak menulis berita yang salah.

“Tidak mudah menulis mitigasi butuh pemahaman serius karena itu media harus diberikan pembelajaran,” paparnya. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim