Alasan Terkendala Teknis, Sejumlah Desa di Situbondo Belum Teraliri Listrik

Alasan Terkendala Teknis, Sejumlah Desa di Situbondo Belum Teraliri Listrik

TerasJatim.com, Situbondo  – Sejumlah rumah warga di beberapa desa di wilayah Kabupaten Situbondo Jatim, hingga saat ini masih belum teraliri listrik. Hal ini karena program Listrik Daerah (Lisda) terkendala teknis yang tidak sesuai dengan standar ketentuan teknis oleh PLN.

Rumah warga desa yang belum teraliri listrik itu tersebar di Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Dusun Karon, Desa Sopet serta Desa Cobbuk Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo. Selain itu masih banyak desa terpencil lainnya di Situbondo yang belum teraliri listrik .

Seperti yang dituturkan Kepala Desa Cobuk Arwiyatin, desanya merupakan salah satu desa pedalaman yang berada di balik hutan.  Desa terpencil yang berpenduduk kurang leboh 300 KK ini terletak di sektor selatan Kabupaten Situbondo. Sudah puluhan tahun dan  hingga saat ini  belum  teraliri  listrik.

“Seperti saluran listrik yang hingga kini belum terealisasi sehingga warga Desa Cobbuk selama ini masih menggunakan  genset . Kami  berharap  pemerintah segera merealisasikan aliran listrik di desa kami,” ujar Arwiyatin, kepada Terasatim.com, Selasa (05/12).

Menaggapi hal itu, anggota DPRD Situbondo FraksiPDI-P Totok Joko Suprayogi menuturkan, sebenarnya sejumlah rumah warga di beberapa dusun/desa sudah terpasang fasilitas listrik seperti tiang listrik dan meteran listrik pada setiap rumah warga. Hal ini terangkum dalam program Listrik Daerah (LISDA) yang dialokasikan dari APBD Kabupaten Situbondo.

Belum adanya aliran listrik di beberapa  desa tersebut, akan menjadi perhatian serius DPRD Situbondo.

Totok merinci, untuk di Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh sudah sejak 2012 mendapatkan bantuan dari program Listrik Daerah namun hingga saat ini belum bisa direalisasikan.

Sedangkan di Dusun Karon Desa Sopet Kecamatan Arjasa,,direalisasikan lewat APBD 2015 ,kecuali di Desa Cobbuk yang belum tercover dan diusulkan dalam rapat pembahasan anggaran tetapi tetap akan menjadi prioritas pemerintah.

Totok menambahkan bahwa setelah menelusuri tidak terealisasinya pelaksanaan program Listrik Daerah (Lisda), di desa yang akan dialiri listrik tersebut, ternyata alasanya masih ada permasalahan yang berkaitan dengan teknis, pemasangan tiang  listrik yang sudah dipasang ternyata tidak sesuai dengan ketentuan PLN sehingga PLN menolak menerima penyerahan program tersebut.

“Alasan PLN menolak menurut saya masuk akal, karena memang tidak sesuai standar dan jika dipaksa untuk dialiri listrik maka dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena pemasangan tiangnya  tidak sesuai dengan juknis,” imbuh Totok, Selasa (05/12).

Menurutnya, ada beberapa kekeliruan pemasangan mulai penanaman tiang listrik yang kedalamannya tidak sesuai. Selain itu pemasangan sambungan atau begel pada kabel juga longgar sehingga sangat berbahaya jika kemudian dipaksa dialiri listrik.

“Saya belum mengetahui secara rinci berapa total anggaran yang tertelan dari program Listrik Daerah ini dan kalau perkiraan program ini menelan dana hingga ratusan juta rupiah, hal ini akan terus dipantau perkembangannya hingga selesai dan ada solusi terbaik dari Pemkab sehingga masyarakat bisa menikmati listrik,” tukasnya. (Aka/Edo/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim