121 Perantau dari Wamena Tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang

121 Perantau dari Wamena Tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang

TerasJatim.com, Malang – 121 orang perantau asal Jatim dan Jateng dari Wamena Papua, kembali tiba dan mendarat, di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Rabu (02/10/19) sekitar pukul 14.00 WIB. Kedatangan mereka disambut secara langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Saat turun dari tangga pesawat Hercules milik TNI AU, rona wajah mereka terlihat lega. Pasalnya mereka sudah menunggu dan menempuh proses pemulangan yang cukup panjang untuk tiba kembali di kampung halamannya.

Mereka yang dari Wamena harus menunggu antrian pesawat untuk bisa terbang ke Sentani, Jayapura. Kemudian setelah mendapatkan jadwal keberangkatan, mereka harus menempuh perjalanan lebih dari 8 jam karena harus transit terlebih dahulu di Biak dan Makassar.

Oleh sebab itu, begitu tiba di bandara dan disambut oleh Khofifah, mereka mengaku haru dan bahagia. Mereka mengucapkan terima kasih pada Pemprov Jatim yang mengupayakan pemulangan para perantau di Wamena. “Saya sudah 29 tahun di Wamena, saya berdagang di sana, buka kios. Tapi akibat kerusuhan, semua habis, terbakar,” kata Satik, wanita warga asal Banyuwangi.

Hal serupa juga disampaikan oleh Yusuf, warga Probolinggo, yang bekerja sebagai tukang bangunan. Yusuf bersyukur bisa kembali ke Jatim usai kerusuhan di Wamena. Karena saat kerusuhan ia dan keluarga sempat terpisah karena chaos yang terjadi. Masyarakat saling mencari tempat aman dan perlindungan sehingga ia pun berpencar dari anak dan istri. “Terima kasih akhirnya kami dipulangkan. Tapi masih banyak teman kami di sana, semoga segera menyusul dipulangkan,” harapnya.

Sementara, Gubernur Khofifah mengatakan, yang datang di Malang kali ini ada sebagian yang dari Solo, Purwokerto, dan sejumlah daerah lain. Namun mayoritas mereka berasal dari Jatim. Ia menegaskan, siapapun dan darimananpun para perantau yang datang hari ini harus mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan. Pemprov Jatim akan mendata masing-masing orang perantau yang datang untuk kemudian diantarkan ke daerahnya masing-masing.

“Mereka adalah perantau. Kalau mereka sekarang dalam posisi ingin kembali ke tanah asalnya, karena jumlahnya besar, maka kita ingin membuatkan layanan agar mereka bisa kembali dengan layanan yang lebih proper,” kata Khofifah.

Kalaupun ada perantau dari daerah lain, semua tetap akan didata. Dan saat akan diantarkan ke daerah masing-masing juga akan dibuatkan format berita acara dan serah terima dengan dinsos ataupun pemerintah daerah setempat.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, ada beberapa dari perantau yang dalam kondisi kurang sehat langsung diantar ke RSUD Saiful Anwar Malang untuk menjalani perawatan dan pemeriksaan medis dengan biaya dari Pemprov Jatim. “Yang hari ini datang di Juanda juga ada. Yang sakit juga langsung dibawa dengan ambulans ke RSUD Dr Soetomo. Semua layanan ada dalam coverage Pemprov,” tegas Khofifah.

Dalam penyambutan perantau Jatim tersebut, Khofifah menyempatkan diri untuk berdialog langsung dengan mereka. Menanyakan kondisi, keadaan, dan keluarga yang akan mereka tuju begitu sampai ke daerah asal. Khofifah menjamin, semua perantau masuk dalam pendataan. Sebab hal ini penting, terkait jika nanti ada data yang dibutuhkan pemerintah pusat, maka data-data para perantau sudah siap.

“Jika suatu saat ada konsesi dari pemerintah pusat, misalnya toko atau rumah yang terbakar, sehingga mereka bisa bekerja kembali ke sana, kita sudah siapkan datanya. Inilah pentingnya mereka diidentifikasi untuk mengetahui data dan jumlah perantaunya. Sebab mereka banyak yang tidak sempat membawa KTP,” ulas Khofifah.

Di sisi lain, sejauh ini pihaknya mengaku intens berkoordinasi dengan Kementerian Sosial. Pasalnya di Kementerian Sosial ada kualifikasi bencana alam dan bencana sosial. Saat ini sudah ada 3 kloter warga perantau Jatim di Wamena yang kembali pulang ke Jatim.

Rombongan pertama datang melalui Semarang sejumlah 43 orang. Kemudian melalui bandara Malang sejumlah 121 orang dan dijuga melalui bandara Juanda sejumlah 41 orang. “Besok (hari ini) rencananya akan datang sekitar 130 orang. Kami menyampaikan terima kasih kepada TNI AU yang telah membantu memudahkan kepulangan warga Jatim yang sedang merantau di Wamena,” pungkas Khofifah.

Sebelum dipulangkan ke kabupaten kota masing-masing, para perantau tersebut mendapatkan bantuan dari Pemprov Jawa Timur berupa uang saku, sembako, dan juga pakaian siap pakai. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim