10 Tahun Mengungsi di Sidoarjo, Mantan Pengikut Syiah Dipulangkan ke Sampang

10 Tahun Mengungsi di Sidoarjo, Mantan Pengikut Syiah Dipulangkan ke Sampang

TerasJatim.com, Sidoarjo – Setelah diungsikan sejak tahun 2013 lalu di Rusunawa Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, puluhan pengikut aliran Syiah asal Kabupaten Sampang, secara bertahap dipulangkan ke kampung halamanya.

Pemulangan perdana dilakukan pada Jumat (29/04/2022) terhadap 53 orang dari 14 keluarga, yang dijemput langsung oleh jajaran pejabat Kabupaten Sampang.

Hadir dalam momen tersebut Bupati Sampang Slamet Junaidi bersama Wakil Bupati Abdullah Hidayat, Ketua DPRD Sampang Fadol, Kapolres Sampang AKBP Arman, dan sejumlah pejabat lainnya. Setelah shalat Jumat di Puspa Agro, para pejabat Kabupaten Sampang menemui para warga yang akan dipulangkan.

Bupati Sampang Slamet Junaidi mengatakan, pemulangan mantan pengikut aliran Syiah itu dilakukan bertahap. Pada tahap perdana, pemulangan dilakukan dengan menggunakan 2 bus dengan tujuan Pendapa Kabupaten Sampang.

Setelah itu, mereka berbuka puasa bersama, yang kemudian dipulangkan ke rumah masing-masing yang berada di Desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang, dan Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Proses pemulangan diantar 5 tim di tiap desa dan langsung menuju ke rumah masing-masing.

“Bertahap. Kami upayakan pemulangan juga untuk yang lainnya,” kata Bupati yang akrab disapa Idi tersebut.

Idi menambahkan, proses pemulangan belum bisa sekaligus karena belum semua warga pengungsi memiliki rumah di Sampang. Idi menyebutkan, konflik sosial yang pernah terjadi kini sudah selesai dan suasana sudah kondusif.

Para mantan pengikut Syiah yang diungsikan ke Sidoarjo juga sudah dibaiat dan kembali ke ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) pada November 2020. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak dipulangkan.

Upaya pemulangan itu sebenarnya sempat akan dilakukan pada Desember 2021 lalu. Namun, ternyata belum seluruhnya siap. Terutama kesiapan rumah yang akan mereka tempati. “Pemulangan sengaja hari Jumat. Semoga berkah dan lancar,” harap Idi.

Sebab, menurut Idi, pengungsian itu jadi masalah kemanusiaan yang harus segera diselesaikan. Idi berharap, sebagai dukungan pemulangan, pemerintah pusat dan provinsi membantu membangun tempat tinggal para mantan pengikut Syiah tersebut, sehingga seluruh pengungsi bisa pulang ke kampung halamannya.

Terpisah, salah satu warga yang ikut dipulangkan, Sumarni, mengaku sebenarnya beberapa kali sudah sempat pulang. Misalnya saat Lebaran. Namun hanya sebatas berkunjung ke keluarga yang ada di sana. Tidak sampai menetap.

“Sekarang pulang ya senang, pulang ke kampung, banyak saudara di sana. Apalagi sudah sepuluh tahun di sini (Rusunawa Puspa Agro). Ya semoga aman, tenteram, tidak ada konflik lagi,” harap ibu 2 anak itu.

Sumarni mengaku kangen kampung halaman. Apalagi, sejak 2013 dia diungsikan ke Sidoarjo setelah meletus konflik sosial aliran Syiah di Sampang pada 2012. Sumarni mengaku setelah pulang nanti, dirinya akan mengikuti proses lebih lanjut yang diatur pemerintah. Misalnya terkait pemindahan sekolah 2 anaknya.

“Nanti sekolah di sana (Sampang), tapi ini belum diurus,” katanya saat dihubungi, Kamis (05/05/3033).

Kini di rusunawa tersebut tersisa 69 KK yang belum dipulangkan. Sebab, total ada 83 KK mantan pengikut Syiah yang menempati Rusunawa Puspa Agro. (Ry/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim