Usai Menyantap Nasi Berkatan, Puluhan Orang di Slorok Blitar Keracunan

Usai Menyantap Nasi Berkatan, Puluhan Orang di Slorok Blitar Keracunan

TerasJatim.com, Blitar – Keracunan masal kembali terjadi di Kabupaten Blitar Jatim. Kali ini sebanyak 51 warga mengalami mual, muntah, panas dan diare, usai menyantap nasi kenduri hajatan dari rumah Sunarji (38), warga Desa Slorok Kecamatan Doko Kabupaten Blitar, Kamis (15/02).

Menurut Agus Gunawan, salah satu warga yang mengalami keracunan, awalnya ia datang ke hajatan Sunarji, pada Selasa (14/02) malam. Saat pulang sekitar 70 tamu undangan diberi berkatan nasi di dalam kotak, yang berisi nasi dan gulai daging kambing.

Setelah mengkonsumsi nasi berkatan tersebut, ia tidak merasakan gejala apa-apa. Namun pagi harinya, ia baru merasakan mual-mual.

“Awalnya tidak apa-apa, paginya langsung mual, muntah badan terasa panas dan diare,” jelas Agus Gunawan, Kamis (15/02).

Sementara, menurut Kepala Puskesmas Doko, Yudia Supradini, awalnya hanya ada 31 warga yang dilaporkan mengalami keracunan dan dilarikan ke puskesmas sejak Rabu (14/02) sore. Semuanya datang dalam kondisi lemas dengan gejala yang sama.

Namun beberapa saat kemudian korban keracunan yang mendatangi Puskesmas Doko untuk mendapatkan perawatan terus bertambah. Terakhir, tercatat sebanyak  52 warga. Bahkan dua orang diantaranya terpaksa dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar untuk mendapatkan perawatan intensif.

“Satu orang karena dehidrasi berat karena sudah lansia, satu lagi masih anak-anak namun mengalami demam. Sehingga harus kami rujuk untuk mendapatkan perawatan maksimal,” jelasnya kepada TerasJatim.com, Kamis (15/02) petang.

Terkait keracunan massal, Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya mengatakan, pihaknya belum memeriksa Sunarji, yang mempunyai hajat. Karena ia juga menjadi korban dalam keracunan masal itu, dan hingga kini masih menjalani perawatan di Puskesmas Doko bersama puluhan warga lainnya.

“Kami belum memintai keterangan yang bersangkutan (Sunarji), karena ia juga masih dirawat di Puskesmas,” jelasnya.

Slamet menambahkan, pihaknya juga telah mengirim sampel makanan ke laboratorium dinas kesehatan untuk mengetahui zat yang terkandung dalam makanan tersebut. (Aji/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim