Ubah Air Keran Jadi Energi Listrik, Alat Temuan Mahasiswa Unbraw Malang

Ubah Air Keran Jadi Energi Listrik, Alat Temuan Mahasiswa Unbraw Malang
ilustrasi

TerasJatim.com, Malang – Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur, berhasil mengembangkan prototipe teknologi alternatif untuk mengubah air keran menjadi energi listrik guna keperluan rumah tangga.

Dilansir dari berbagai sumber media, ketiga mahasiswa kreatif tersebut adalah, Muhammad Fatahila, Hasan, dan Rosihan Arby Harahap yang membuat alat bernama OASE yang bisa mengubah air keran menjadi energi listrik.

“Alat ini bisa menghasilkan tegangan dan daya listrik optimal di angka 5 volt dan 1 watt, sehingga dapat digunakan untuk memasok kebutuhan listrik lampu LED atau diintegrasikan dengan pembangkit lain melalui sistem grid,” kata Muhammad Fatahila di Malang, Rabu, (27/01)

Perangkat pembangkit listrik mini OASE, menurut dia, juga bisa untuk lampu neon, tapi masih butuh inverter dan prosesnya lebih lama. Yang bisa dipasok energi listriknya adalah neon jenis LED karena lebih terang dan berdaya rendah.

Dia menjelaskan, perangkat yang dibuat dalam dua pekan itu bisa disambungkan dengan penyimpan berupa baterai polimer atau aki. Selain untuk menyimpan, baterai atau aki berfungsi menjaga tegangan dan arus keluaran tetap stabil.

Dalam rencana pengembangan ke depan, kata dia, alat yang dibuat di laboratorium elektronika tersebut akan dilengkapi dengan pengontrol. Jika sudah disempurnakan, alat ini bisa dimuat ke dalam produk keran yang beredar di masyarakat. Hal ini juga sebagai upaya untuk mendukung home made energy pada masa depan.

Ia mengatakan, teknologi tersebut dikombinasikan dengan teknologi energi terbarukan lainnya, seperti solar cell atau kincir angin, yang dapat menambah diversifikasi energi terbarukan di kalangan rumah tangga.

Pada pengembangan selanjutnya, perangkat itu akan dilengkapi dengan kontroler.

Jika sudah disempurnakan, OASE bisa dipadukan dengan produk keran untuk menghasilkan energi rumah tangga. “Biaya produksi alat ini sangat murah, hanya Rp 120 ribu,” ucapnya tentang alat yang masuk tiga besar di National Innovative Product Exhibition Contest (NAPEC) 2015 itu. (Kta/TJ-diolah dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim