Tak Ber-KTP DKI, Ikut Gaduh Pilkada Jakarta

Tak Ber-KTP DKI, Ikut Gaduh Pilkada Jakarta

TerasJatim.com – Hari ini, masa kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) di berbagai daerah di tanah air telah berakhir. Selanjutnya memasuki hari tenang dan pada 15 Februari nanti, mereka akan memilih calon pemimpin daerahnya.

Harus diakui, dari sekian banyak daerah yang menggelar pilkada serentak kali ini, Pilgub DKI Jakarta lah yang menjadi fenomena luar biasa dalam menyedot energi publik di tanah air, termasuk sebagian besar warga yang ber-KTP Jawa Timur.

Sejak empat bulan yang lalu, pada pilgub Jakarta, aroma persaingannya lumayan panas dan bahkan bisa dibilang terus mendidih.

Hampir setiap hari berbagai media massa nasional terus memberitakan dari berbagai sisi. Tak jarang, media regional bahkan di tingkat lokal pun juga turut serta membuat aroma persaingan semakin kental. Berbagai isu ditulis, termasuk isu suku agama ras dan antar golongan (SARA).

Tentu kita semua menyadari, pilgub Jakarta memanglah istimewa. Meskipun pelaksanaannya hanya di tingkat provinsi DKI Jakarta saja, tapi euforianya bisa dirasakan hampir ke seantero Indonesia.

Bagaimana tidak, banyak orang dengan berbagai profesi (dan tak jarang ‘merem‘ politik), saling berlomba menyuarakan pilihan mereka untuk DKI 1. Tapi lucunya, banyak kita temui diantara mereka adalah bukan warga Jakarta, yang tentu saja tidak terdaftar sebagai pemilihnya.

Namun kenyataannya, mereka yang sepatutnya hanya dianggap sebagai penonton, justru seolah-olah mempunyai hak suara yang istimewa.

Mereka ikut gaduh. Tak jarang di berbagai media sosial, mereka saling beradu argumentasi panas bahkan dibumbui dengan kalimat yang saling menyerang.

Tak ketinggalan, berbagai media online ‘dadakan’ juga ikut bersuara untuk menjatuhkan harga diri lawan, mengupas borok, hingga dugaan dan fitnahan yang dianggap dapat menjatuhkan pesaingnya.

Tak heran jika pilgub Jakarta kali ini serasa pemilihan presiden seperti pada 2014 lalu.

Tak berapa lama lagi, warga Jawa Timur juga akan menghelat pemilihan gubernur dan wakilnya. Saat ini pun juga sudah lumayan terasa. Hanya saja, kondisinya masih adem ayem dan belum terasa hangat, apalagi sepanas seperti halnya di Jakarta.

Bisa jadi, hal ini lantaran pilgub di Jatim masih belum memasuki tahapan yang krusial, atau justru warganya masih menikmati gemuruhnya aroma pilgub di Jakarta.

Kita berharap sisi positif dari pilgub Jakarta dapat dijadikan sebagai momentum untuk terus mengasah kedewasaan dalam kehidupan berpolitik.

Jika berhasil melewati momen pilkada ini dengan memberikan ruang bagi rakyat untuk memilih dengan alasan yang konstruktif dan berdasarkan kinerja, serta jauh dari pengaruh SARA, maka dapat dipastikan kehidupan berdemokrasi kita bisa dianggap mengalami kemajuan.

Harapannya, pilkada DKI Jakarta merupakan ujian bagi kita semua.

Salam Kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim