Sertijab Gubernur dan Wagub Jatim, Pakde Karwo Datang Sendirian

Sertijab Gubernur dan Wagub Jatim, Pakde Karwo Datang Sendirian

TerasJatim.com, Surabaya – DPRD Jatim menggelar rapat paripurna istimewa serah terima jabatan (sertijab) Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa – Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, di gedung DPRD Jatim, Senin (18/02/19).

Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, Gubernur Jatim periode sebelumnya, terlebih dahulu menandatangani berita acara serah terima jabatan, dan kemudian diikuti oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim periode 2019-2024. Selain itu tanda tangan juga dilakukan oleh Sumarsono, Dirjen Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negri (Kemendagri) mewakili Mendagri, Tjahjo Kumolo.

Berbeda dengan Khofifah yang didampingi Emil Elestianto Dardak wakilnya, Pakde Karwo terlihat datang sendiri tanpa didampingi oleh Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, mantan wakilnya, yang juga rival dari Khofifah pada ajang Pilgub 2018 lalu.

Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar,  sempat menyinggung ketidakhadiran Gus Ipul dalam acara ini. Namun ia melontarkan guyonan bahwa Gus Ipul sebelumnya sudah menyanyikan lagu “Wes Wayahe” yang identik dengan Khofifah, serta dibalas oleh Khofifah dengan menyanyikan lagu “Kabeh Sedulur Kabeh Makmur” saat kampanye pilgub tahun lalu.

Dalam sambutannya, Gubernur Jatim, Khofifah menyampaikan tentang tantangan global yang harus dihadapi Indonesia. Salah satunya munculnya Revolusi Industri 4.0 yang menciptakan disrupsi sedemikian rupa.

Menurutnya, Jatim tidak bisa menunggu solusi. “Jatim dituntut menjadi garda terdepan bangsa untuk menemukan solusi konflik menghadapi tantangan global tersebut. Di saat yang sama, Jatim dihadapkan tantangan yang bersifat elementer (dasar,red),” ujarnya dalam pidatonya.

Tantangan elementer itu salah satu di antaranya masih signifikannya jumlah penduduk, terutama perempuan yang belum menempuh pendidikan dasar. Dia juga mengatakan, saat ini menjadi signifikan untuk mengoreksi jumlah stunting di Jatim.

“Belum lagi kurangnya prasarana dan sarana di desa, juga kemiskinan yang relatif meningkat terutama di wilayah perdesaan. Teratasinya berbagai permasalahan ini menjadi prasyarat mewujudkan masyarakat berdaya saing.” ujarnya

Khofifah menegaskan, pembangunan di Jatim harus menekankan bahwa tidak ada satupun masyarakat yang tertinggal. “No one left behind yang mana pembangunan ini harus sejalan dengan sistem pembangunan berkelanjutan (sustainable development goal),” ujarnya.

Karena itulah, lanjut Khofifah, tim navigasi telah menajamkan 9 nilai Nawa Bhakti Satya dalam membangun Jatim. Sembilan Bhakti tersebut bertujuan untuk memuliakan masyarakat Jatim. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim