Sebagai Kota Perdagangan di Era Digital, Surabaya Butuh Anak Muda Kreatif

Sebagai Kota Perdagangan di Era Digital, Surabaya Butuh Anak Muda Kreatif

TerasJatim.com, Surabaya – Era digital kini sudah tak bisa dihindari. Melalui digital, sebuah produk bisa dikenal pasar dan mampu menjangkau konsumen dari berbagai negara. Berkat digital, sebuah wilayah bisa dikenal di belahan dunia.

Pun demikian dengan Surabaya, yang notabene sebagai kota terbesar kedua di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menjadi kota perdagangan dan jasa berkelas dunia melalui digital marketing.

“Surabaya telah menjadi kota perdagangan dan jasa. Namun untuk menjadi kota perdagangan dan jasa berkelas dunia, butuh anak-anak muda yang kreatif. Saat ini, ekonomi kreatif baru memberi kontribusi sekitar 4 persen dari PBB di Surabaya,” kata Jamhadi, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya, Jumat (17/11).

Dia mencontohkan, sejumlah negara lain seperti Switzerland, Inggris, Amerika Serikat, dan Singapura adalah negara-negara yang sangat getol mendorong pengembangan ekonomi kreatif. “Dan perlu diketahui, negara-negara tersebut telah menopang 16 persen digital dunia,” tukasnya.

Ditambahkan Jamhadi, yang dihadapi pemerintah saat ini adalah masih adanya kesenjangan ekonomi. Misalnya antara usaha mikro kecil dengan perusahaan besar. “Oleh karena itu Kadin Kota Surabaya telah menggandeng kalangan asosiasi ritel, agar UKM bisa diwadahi dan ditampung produknya di gerainya,” ujarnya.

Sementara Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Surabaya, Kuswana Mandiri Septian mengatakan , pihaknya ingin mengajak publik Surabaya lebih menyadari bahwa ekonomi yang bergeser ke online itu penting dan mutlak untuk upaya survive.

“Apalagi saat ini Surabaya jadi pusat ekonomi Indonesia Timur. Tapi semakin berkembangnya pembangunan, perlahan-lahan Indonesia Timur akan punya sentral ekonomi sendiri-sendiri. Selain itu, Surabaya harus berpikir jauh ke depan, tidak konvensional saja,” katanya.

Ditambahkan Kusnawa, HIPMI ingin menstimulus pelaku bisnis muda non konvensional agar di tahun 2018 mendatang sudah punya strategi yang akan dikembangkan.

“Kita secara anggota hampir 30-40 persen sudah aware dengan digitalisasi. Contoh ketika memasarkan dan menceritakan produk tidak lagi menggunakan media konvensional. Kekuatan facebook dan instagram bagi usaha mereka, ini yang masih belum diketahui pebisnis lokal,” ujarnya. (Mad/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim