Saat Persami, Adik Kelas Dianiaya

Saat Persami, Adik Kelas Dianiaya
Josswan Putra Kurniawan, (11), korban penganiayaan kakak kelas saat memperlihatkan gambar kondisi wajahnya

TerasJatim.com, Malang – Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) SDN Lowokwaru 3, Kota Malang menjadi ajang penyiksaan adik kelas. Korbannya Josswan Putra Kurniawan, (11), siswa kelas 5b sekolah itu.

Dia menerima kekerasan fisik yang dilakukan oleh kakak kelasnya, yakni MH, (12). Ironisnya, aksi penyiksaan itu tak diketahui oleh Pembina Pramuka.

Menurut kesaksian korban kepada ibunya, MH yang merupakan siswa kelas 6 ini memukul, menendang serta menginjak-injak tubuh korban, hingga korban mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya. Bahkan dari mulut dan hidung Josswan mengeluarkan darah. Mirisnya, peristiwa anarkis ini terjadi di area sekolah.

“Penganiayaan ini terjadi Minggu (20/12) lalu. Saat itu anak saya Josswan ikut kegiatan Persami, di sekolah,’’ kata Mamik Susanti, (32), ibu Josswan.

Tentu saja, Mamik Susanti dan suaminya Agus Kurniawan tidak terima dengan peristiwa tersebut. Mereka memilih melaporkan peristiwa penganiayaan ini ke Polres Malang Kota.

Kepada TerasJatim.com, wanita yang ditemui di rumahnya ini mengatakan, pihaknya memilih jalur hukum untuk memberikan efek jera. “Kami tahu pelakunya anak-anak, tapi jika dibiarkan dia akan besar kepala, dan akan banyak korban lagi nantinya,’’ urai wanita yang akrab dipanggil dengan sebutan Santi ini.

Santi mengatakan, jika penganiayaan dilakukan oleh MH dua kali. Awalnya, di Mushala sekolah pukul 03.30 Wib. Saat itu kondisi hujan, anak-anak yang ikut Persami diminta berada di Mushala.

Saat di Mushala inilah, Josswan yang duduk dengan seorang temannya didatangi MH. Saat itu MH membawa sapu ijuk, kemudian dipukul-pukulkan ke kepala korban. Josswan sempat marah dengan MH. Tapi begitu, MH langsung memukul, dan menendang korban. MH juga mendorong hingga korban terjatuh.

“Saat itu Josswan membawa senter. Lampu senternya saja sampai patah, karena kena pukulan sapu yang sangat keras,’’ kata Santi yang menyebutkan, Josswan berangkat mengikuti Persami di sekolahnya pukul 12.00 Wib. Bahkan dia sendiri yang mengantarkan Josswan ke sekolah.

MH baru berhenti melakukan pemukulan setelah dilerai oleh teman-temannya. Josswan yang saat itu sudah mengalami luka lebam juga enggan mengadu. Terbukti, saat pembina Persami dan para guru pendamping menyuruh seluruh peserta Shalat, Josswan pun ikut mengambil air wudlhu.

“Setelah Shalat anak-anak kembali ke tenda masing-masing untuk melanjutkan tidur,’’ urai ibu rumah tangga ini.

Saat tidur inilah, tiba-tiba MH datang, dan tanpa sebab langsung memukuli korban. Saat itu banyak anak yang melihat, tidak terkecuali lima siswa yang satu tenda dengan Josswan. Tapi begitu, tidak satupun dari mereka yang berani melerai. Itu karena MH mengancam akan melakukan hal yang sama seperti kepada Josswan.

“Sebelah tenda anak saya itu adalah pos pembina. Tapi nggak tahu, apakah kosong atau gimana saya tidak paham,’’ tuturnya.

Tidak jelas bagaimana penganiayaan itu berhenti, yang pasti setelah dianiaya, Josswan mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya. Dari hidung dan mulutnya juga mengeluarkan darah.

Santi sendiri mengetahui anaknya menjadi korban penganiayaan kakak kelasnya Minggu (20/12) pagi. Saat itu dia mengantarkan bekal untuk anaknya. Santipun kaget dan shock melihat kondisi Josswan yang memprihatinkan.

Dengan histeris, Santi bertanya siapa pelakunya, dan Josswan menjawab pelakunya adalah MH. “Saya shock dan langsung memanggil suami, untuk saya ajak ke sekolah. Di sekolah tersebut, saya minta penjelasan para guru, tapi tidak ada yang tahu,’’ tutur Santi  yang selanjutnya memilih membawa Joswan ke Polres Malang Kota untuk laporan.

“Yang saya sesalkan pihak sekolah tidak melakukan tindakan apa-apa. Bahkan sejak kejadian hingga sekarang belum ada yang datang menengok kondisi anak saya,’’ sesalnya. Tapi begitu, Santi tidak mau menyalahkan sekolah, tapi memilih melanjutkan kasus ini ke proses hukum.

Sementara itu, pihak SDN Lowokwaru 3 membenarkan adanya kasus penganiayaan yang melibatkan siswanya. Tapi begitu mereka enggan berbicara banyak.

“Saya ke sini hanya menyampaikan surat dari Kepala Sekolah, mengundang wali murid untuk datang,’’ kata Wali Kelas 5b SDN Lowokwaru 3, Retno Spd.

Retno sendiri tidak tahu untuk apa mengundang dua wali murid ini. “Wah kalau untuk apanya saya tidak tahu. Mungkin untuk memediasi,’’ tambah guru yang ditemui saat bertandang ke rumah Josswan.

Retno juga mengaku, dia tahu Josswan menjadi korban penganiayaan sang kakak kelas minggu pagi. Dia juga kaget saat melihat wajah siswanya itu mengalami luka lebab hampir merata.

“Kegiatan Persami ini baru diadakan setelah sekian lama tidak diadakan. Saat itu banyak guru dan pembina yang ikut. Tapi begitu, kami tidak tahu. Josswan juga tidak mengadu ke kami,’’ katanya.

Selama menjadi guru, penganiayaan Josswan baru kali pertama terjadi. Sejauh ini tidak pernah ada kasus di SDN Lowokwaru 3. Oleh karenanya, Retno yang datang dengan pegawai TU SDN Lowokwaru 3, Nunuk ini berharap kasus penganiayaan merupakan yang pertama dan terakhir. (Dim/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim