Ratusan Warga Lereng Gunung Wilis Ponorogo, Masih Terlantar di Pengungsian

Ratusan Warga Lereng Gunung Wilis Ponorogo, Masih Terlantar di Pengungsian
Kondisi para pengungsi saat beristirahat malam di Balai Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Ponorogo

TerasJatim.com, Ponorogo – Pasca terjadinya tanah retak di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, membuat warga setempat terus khawatir. Selain mengungsikan keluarganya ke tempat yang lebih aman, warga juga mulai akan mengungsikan harta benda mereka berupa hewan ternaknya.

Di Dusun  Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel, banyak rumah kosong ditinggal pemiliknya untuk mengungsi di rumah sanak saudara dan di balai desa setempat.

Tampak dari ratusan warga yang mengungsi, ada beberapa warga yang kondisinya sangat memprihatinkan. Enam pengungsi yang mengalami lemah jantung dan syok tampak kedinginan dan membutuhkan bantuan segera. Keenam warga itu, merupakan bagian dari 105 orang yang mengungsi ke Balai Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Ponorogo.

Yang lebih memprihatinkan lagi, para pengungsi tidur di lantai balai desa dan bangunan gedung terbuka. Udara dingin masuk di ruangan. Terlebih, malam hari udara sangat dingin. Tidak ada dapur umum, bantuan selimut, dan obat-obatan.

Kristina, bidan desa mengatakan, ada enam orang pengungsi jatuh sakit karena kedinginan, batuk pilek, dan terkena serangan jantung. Warga yang jatuh sakit ditempatkan di pos kesehatan desa atau poskesdes. “Batuk pilek, karena cuaca dan pikiran. Tekanan darahnya naik semua,” katanya, Selasa (19/04/) dini hari.

Meski kondisi pengungsian sangat buruk, namun para pengungsi ini tetap bertahan. Mereka memilih tetap berada di balai desa karena lokasinya aman.

Pengungsian ini terjadi setelah hujan deras yang terus turun di lereng Gunung Wilis, di Desa Talun, Kecamatan Ngebel.

Bukit di dekat Dusun Mblumbang tergerus air, amblas, dan mengalami longsor.  Lantaran lokasi longsor persis di atas perumahan, warga khawatir bila terjadi longsor susulan yang lebih besar akan menimpa rumah mereka dan ratusan warga yang berada di bawahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Talun, Waroto, mengatakan seluruh warga yang berada di Dukuh Krajan dievakuasi ke tiga lokasi karena kondisi rumah mereka dianggap belum aman untuk ditempati. Total warga yang mengungsi sudah mencapai 105 warga terdiri dari 39 KK dan sekitar 3 RT.

Pemerintah desa juga telah berusaha menyediakan sejumlah kebutuhan dasar untuk para pengungsi, seperti tikar untuk tempat tidur selama berada di tempat pengungsian. “Selain tikar, seluruh kebutuhan makanan juga disediakan pemerintah, mulai dari beras, mie instan, kopi, dan kebutuhan lainnya,” kata dia. (Bud/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim