Puncak Kemarau, Pemprov Jatim Akan Dropping Air Bersih ke 201 Desa Yang Kekeringan

Puncak Kemarau, Pemprov Jatim Akan Dropping Air Bersih ke 201 Desa Yang Kekeringan

TerasJatim.com, Surabaya – Bulan September ini merupakan puncak musim kemarau, dimana akumulasi curah hujan berkisar antara 0-100 mm. Sedangkan pada bulan Oktober nanti, sebagian kecil wilayah di Jatim, khususnya bagian selatan sudah mulai memasuki musim hujan dengan curah hujan berkisar antara 0-400 mm.

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Humas Pemprov. Jatim, Benny Sampir Wanto, mengutip Surat BMKG Nomor KT.304/946/MJUD/IX/2017 tanggal 4 September 2017.

“Berdasarkan surat tersebut, musim kemarau terjadi di sebagian wilayah pada pertengahan Agustus dan puncaknya pada Bulan September 2017. Pada Bulan Oktober masa transisi atau Pancaroba. Musim hujan mulai pada Bulan Nopember,” jelasnya.

Ia menambahkan kekeringan di Jatim pada tahun 2017 ini, tidak sama terjadi pada tahun sebelumnya, 2016. Karena, tahun lalu Jatim tidak terdampak badai La Nina sehingga curah hujannya normal, bahkan cenderung lebih tinggi atau di atas normal.

Sementara itu, menanggapi kondisi kekeringan di Jatim saat ini, sebelumnya Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, pihaknya akan memberikan dropping air bersih kepada sejumlah kabupaten/kota yang terdampak kekeringan. Untuk itu, diharapkan agar bupati yang wilayahnya terdampak segera menyampaikan surat kepada Gubernur dan menyebutkan daerahnya darurat kekeringan.

“Dari 422 desa di 27 kabupaten yang mengalami kekeringan, terdapat 201 desa yang harus dilakukan dropping air karena berbagai kendala teknis seperti tidak dimungkinkan untuk dibuatkan sumur bor, pipanisasi, ataupun karena wilayahnya yang terpencil,” tandasnya. (Ah/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim